TEMPO.CO, Istanbul - Pemerintah Turki, Ahad, 16 Juni 2013, mengatakan mereka akan mengerahkan bala tentara untuk membantu kepolisian guna mengahalau pengunjuk rasa yang telah menggelar aksinya selama tiga minggu. Demikian dilaporkan kantor berita AFP, Ahad, 16 Juni 2013.
"Polisi akan menggunakan seluruh kekuatannya guna mengakhiri unjuk rasa," kata Wakil Perdana Menteri Bulent Arinc dalam sebuah acara tanya jawab di televisi. "Jika hal ini dipandang tidak cukup, kami akan mengerahkan militer Turki di berbagai kota," ucapnya sebagaimana dikutip AFP.
Ketegangan di Turki kian meningkat usai Menteri Dalam Negeri Muammer Guler mengeluarkan pernyataan bahwa unjuk rasa yang berlangsung secara nasional melawan kepolisian adalah aksi melanggar hukum.
"Saya minta kepada seluruh kaum pekerja dan buruh untuk tidak ikut-ikutan melanggar hukum, mereka akan menanggung konsekwensinya," kata Guler. "Polisi kami akan bertindak sesuai dengan tugasnya."
Sehari sebelumnya, polisi bentrok dengan pengunjuk rasa di jalanan. Petugas terpaksa melepaskan tembakan gas air mata dan meriam air berkekuatan tinggi guna menghalau kelompok anti-pemerintah yang tumplek di Lapangan Taksim. Sementara di beberapa kilometer dari Lapangan Taksim, Perdana Menteri Erdogan berpidato di depan ratusan ribu pendukungnya.
Di Ankara, Ahad malam waktu setempat, 16 Juni 2013, polisi menembakkan gas air mata dan semprotan air berkekuatan tinggi untuk membubarkan ribuan demonstran. Dalam aksi unjuk rasa ini, menurut Yayasan Hak Asasi Manusia Turki, lima orang termasuk seorang polisi dilaporkan tewas, sedangkan 5.000 lainnya mengalami luka-luka.
AL ARABIYA | INDEPENDENT | CHOIRUL
Topik terhangat:
Rusuh KJRI Jeddah | Koalisi dan PKS | Perbudakan Buruh
Berita lainnya:
Edisi Khusus HUT Jakarta
Dosen UI Pengkritik Korupsi Jadi Tersangka
Aktris Ully Artha Meninggal Dunia
Alasan Jakarta Semakin Macet