TEMPO.CO, Kabul - Serangan granat dan bom bunuh diri ke bandar udara Kabul telah berakhir setelah pasukan keamanan membunuh tujuh penyerang. Demikian keterangan pemerintah kepada media, Senin, 10 Juni 2013.
Sebelumnya, Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan ke bandara yang dilancarkan pada pukul 4.30 pagi waktu setempat (12.00 GMT), Senin, 10 Juni 2013. Pengakuan tersebut disampaikan kepada Al Jazeera dengan target serangan adalah bandar udara militer.
"Sebanyak tujuh orang tewas, dua di antaranya adalah pelaku bunuh diri yang meledakkan dirinya dengan alat peledak, sedangkn lima lainnya tewas dalam drama adu tembak," kata Mohammad Ayoub Salangi, Kepala Kepolisian Kabul.
"Tidak ada korban meninggal di pihak pasukan keamanan. Sampai sejauh ini kami belum menerima laporan korban di pihak sipil," lanjutnya.
Suara ledakan dan adu salakan senjata berlangsung setidaknya selama dua jam, diiringi peringatan agar seluruh warga menunduk dan berlindung dari kedutaan besar Amerika Serikat.
"Suara ledakan terjadi setelah sekelompok pelaku bunuh diri memasuki sebuah gedung yang berdiri tak jauh dari bandar udara Kabul. Setelah itu terjadi rentetan tembakan sporadis," kata Hashmat Stanikzai, pejabat kepolisian setempat dalam sebuah pernyataan.
Menurut laporan koresponden Al Jazeera, Jennifer Glasse, dari ibu kota Afganistan, pemerintah mengerahkan pasukan keamanan dalam jumlah besar guna mengatasi para penyerang di pelabuhan udara Kabul yang digunakan selain untuk penerbangan sipil juga militer NATO.
Yacoub Rasuli, manajer umum bandar udara internasional Kabul, mengatakan, seluruh penerbangan baik domestik maupun internasional terpaksa dibatalkan. Dalam peyerangan tersebut, jelas Rasuli, para penyerangan menggunakan peluncur roket (RPGs) dan senapan mesin.
AL JAZEERA | CHOIRUL