TEMPO.CO, Bamako - Perancis memulai tahap kunci dari penarikan militernya dari Mali, empat bulan setelah mengirim pasukan ke sana untuk memaksa gerilyawan keluar menuju utara.
Iring-iringan puluhan truk meninggalkan pangkalan di luar ibukota Mali, Bamako, dalam perjalanan ke selatan menuju Pantai Gading, Sabtu 25 Mei 2013.
Baca Juga:
Perancis menarik sekitar 4.000 pasukannya dari negara itu April lalu.
Mereka berencana untuk secara bertahap menyerahkan pengamanan negara ini kepada tentara Mali dan pasukan penjaga perdamaian PBB, yang akan dikerahkan Juli, menjelang pemilihan nasional.
Penarikan Sabtu itu terjadi hanya dua hari setelah gerilyawan Muslim menyerang barak militer dan tambang uranium yang dikelola Prancis di negara tetangga Nigeria, yang menewaskan 21 orang.
Pasukan khusus Perancis membantu tentara Nigeria mengakhiri pengepungan di barak militer itu, Jumat 24 Mei 2013.
Intervensi Perancis di Mali pada bulan Januari lalu didorong oleh peningkatan kendali gerilyawan di utara dan gerak majunya yang lebih jauh ke selatan menuju Bamako.
Kelompok militan itu mengambil keuntungan dari pemerintah pusat yang lemah setelah kudeta Maret 2012 dan ketidakmampuan pasukan Mali untuk mengamankan wilayahnya. Kota-kota besar seperti Gao, Kidal dan Timbuktu jatuh ke tangan gerilyawan, dan mereka menerapkan hukum Islam di daerah tersebut.
Dalam beberapa minggu setelah melancarkan serangan, Prancis dan militer Mali, yang didukung oleh jet tempur dan helikopter, memaksa pemberontak untuk keluar dari daerah perkotaan. Namun, beberapa pejuang mundur ke tempat persembunyian di pegunungan dan gurun, dan dari sana mereka meluncurkan serangan ke daerah-daerah di luar kota.
Konvoi yang meninggalkan Bamako menuju Abidjan cukup besar, tetapi Perancis mengatakan mereka hanya membawa peralatan dan kendaraan yang dianggap melebihi kebutuhan. Tank dan kendaraan patroli akan tetap di Mali utara.
Prancis masih memiliki 3.800 pasukan di bekas jajahannya itu. Jumlahnya akan dikurangi hingga menjadi 2.000 pada bulan September dan tinggal 1.000 pada akhir tahun ini.
Pasukan PBB untuk Mali (United Nations' Multidimensional Integrated Stabilisation Mission in Mali) akan terdiri dari 11.200 tentara dan 1.440 polisi. Pasukan itu akan membantu pemulihan stabilitas dan membangun kembali angkatan bersenjata Mali.
BBC | Abdul Manan