TEMPO.CO, Den Haag - Bolivia mengajukan gugatan melawan Cile di Mahkamah Internasional di Den Haag untuk merebut kembali aksesnya ke Samudra Pasifik. Bolivia kehilangan akses ke pantai dalam perang abad ke-19 dengan Cile.
Kedua negara itu memiliki hubungan diplomatik terbatas sejak tahun 1978. Usaha-usaha sebelumnya untuk menegosiasikan penentuan ulang perbatasan telah gagal.
Baca Juga:
Berbicara di Den Haag, Menteri Luar Negeri Bolivia David Choquehuanca mengatakan, negaranya telah menuntut Cile bernegosiasi dengan iktikad baik bersama Bolivia untuk "sebuah kesepakatan cepat dan efektif yang memberikan (Bolivia) sepenuhnya akses berdaulat ke Samudra Pasifik".
Presiden Bolivia Evo Morales mengatakan, ia telah memutuskan untuk mengajukan gugatan setelah "mendengarkan orang-orang Bolivia". Ia sebelumnya menyatakan keyakinannya bahwa Bolivia akan memperoleh kembali akses ke laut, dengan mengatakan, "Kita akan memenangkan pertempuran ini karena kita benar."
Menanggapi berita itu, Menteri Dalam Negeri Cile Andres Chadwick mengesampingkan dialog dalam bentuk apa pun. "Jika mereka ingin berbicara tentang kedaulatan maritim Cile, tidak, tidak ada kemungkinan dialog," katanya.
Perbatasan dua tetangga itu berdasarkan Perjanjian Perdamaian dan Persahabatan tahun 1904, yang ditandatangani setelah Bolivia kehilangan 400 kilometer (250 mil) dari garis pantai kepada Cile selama Perang Pasifik (1879-1884).
Bolivia telah lama berusaha untuk merebut kembali wilayah itu dan telah berulang kali memutuskan hubungan dengan Cile ketika upaya tersebut gagal. Pemerintah Cile mengaku tidak khawatir atas langkah Bolivia.
BBC | ABDUL MANAN