Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Papua Nugini Bertekad Mencabut Undang-Undang Sihir

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O'Neill. AP/Ahn Young-joon
Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O'Neill. AP/Ahn Young-joon
Iklan

TEMPO.CO, SYDNEY – Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O’Neill, bertekad untuk mencabut Undang-undang Sihir yang kontroversial di negerinya, menyusul serangkaian penghakiman massal yang brutal terhadap orang-orang yang dituduh memiliki ilmu hitam.

Menurut Amnesti Internasional, kekerasan terhadap mereka yang dituding melakukan praktek sihir marak terjadi. Pekan lalu di Bougainville, seorang guru sekolah dasar dipenggal kepalanya oleh massa dengan tuduhan membunuh kolega dengan ilmu hitam. Tiga kerabat korban yakni  dua wanita ditikam, dan satu lagi menderita luka parah di leher karena di-interogasi oleh para penuduh. Polisi tidak berdaya.

Kemarin, O’Neill berjanji untuk mencabut Undang Undang Anti Sihir tahun 1971, yang mempidanakan praktek-praktek sihir sekaligus mengakui penggunaan sihir sebagai bela diri dalam kasus-kasus pembunuhan. Kritik menyatakan hukum itu mendorong kekerasan terhadap para tersangka penyihir.

“Kami punya banyak sekali isu yang harus ditangani, jadi beri kami waktu,” kata O’Neill. “Beberapa sesi lagi, kami akan dapat mengajukan undang-undang tersebut ke parlemen untuk menghentikan omong kosong soal sihir dan ilmu mistis lain yang sangat barbar,” katanya.

Tahun lalu, Papua Nugini mendapat tekanan internasional untuk mengakhiri kekerasan terhadap orang-orang yang dituduh sebagai penyihir. Juli 2012, polisi menangkap 29 anggota geng pemburu penyihir yang membunuh dan memakan para korban yang dituding penyihir.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Juga kasus pembunuhan Kepari  Leniata, 20 tahun pada Februari lalu yang ditelanjangi, disiksa, disiram bensin lalu di bakar.  Perserikatan Bangsa-bangsa, Amnesti Internasional, Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Australia mengecam pembunuhan yang dilakukan kerabat bocah laki-laki berusia enam tahun, yang diklaim meninggal dunia karena sihirnya.

Beberapa ratus orang yang berkumpul menyaksikan eksekusi tersebut, memblokir polisi serta petugas pemadam kebakaran yang berusaha menyelamatkan korban. Polisi telah menangkap dan mendakwa dua pria yang terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Pengawas PBB yang mengunjungi negeri itu bulan Maret lalu mengatakan serangan terhadap orang-orang yang diduga penyihir kerap dilakukan anak-anak muda yang mengaku bertindak atas nama komunitas. Mereka biasanya melakukan aksi di bawah pengaruh obat-obatan terlarang dan alcohol.

THE NEW YORK TIMES | NINEMSN |NATALIA SANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur

26 Mei 2019

Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O'Neill.[REUTERS]
Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Minggu setelah berminggu-minggu desakan dari lawan politiknya.


PNG Tegaskan Papua Bagian Integral Indonesia  

30 September 2016

Massa dari Aliansi Mahasiswa Papua mengenakan baju adat Papua saat menggelar aksi
PNG Tegaskan Papua Bagian Integral Indonesia  

Papua Nugini menegaskan kembali sikapnya bahwa Provinsi Papua merupakan bagian integral dari Republik Indonesia.


Eks Presiden PNG Somare Terlibat Pencucian Uang di Singapura  

9 September 2016

PM Papua Nugini Michael Somare. telegraph.co.uk
Eks Presiden PNG Somare Terlibat Pencucian Uang di Singapura  

Pengadilan Singapura menyatakan pendiri Papua Nugini yang juga presiden pertama PNG, Michael Somare, menerima dana pencucian uang sebesar Rp 10,2 miliar.


Sekjen ULMWP Octovianus Mote Dilarang Masuk Papua Nugini  

30 Mei 2016

Octovianus Mote. pacific.scoop.co.nz
Sekjen ULMWP Octovianus Mote Dilarang Masuk Papua Nugini  

Sekretaris Jenderal ULMWP, organisasi payung seluruh organisasi perjuangan kemerdekaan Papua, Octovianus Mote, ditolak masuk Papua Nugini.


Dituduh Korupsi, PM Papua Nugini Didesak Mundur

26 Mei 2016

Perdana Menteri Papua Nugini, Peter Charles Paire O'Neill beserta istri Lynda May Babao. TEMPO/Subekti
Dituduh Korupsi, PM Papua Nugini Didesak Mundur

Para mahasiswa Papua Nugini mendesak Perdana Menteri Peter O'Neill mundur karena terlibat korupsi.


Papua Nugini: Forum Pasifik Ingin Papua Self-Determination

26 Mei 2016

Peter O'Neill. AP/Mary Altaffer
Papua Nugini: Forum Pasifik Ingin Papua Self-Determination

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengatakan pimpinan forum Pasifik ingin Papua menentukan nasibnya sendiri (self-determination).


Papua Nugini Tutup Kamp Pengungsi Australia

27 April 2016

Ilustrasi imigran gelap. ANTARA/Asep Fathulrahman
Papua Nugini Tutup Kamp Pengungsi Australia

Selama ini, Australia membayar Papua Nugini dan pulau milik bangsa Nauru untuk didirikan kamp penahanan pengungsi.


Berusaha Kabur, Polisi Papua Nugini Tembak Mati 11 Tahanan  

26 Februari 2016

Ilustrasi. gizmodo.com
Berusaha Kabur, Polisi Papua Nugini Tembak Mati 11 Tahanan  

Polisi Papua Nugini menembak mati 11 tahanan dan melukai 17 lainnya saat mengejar tahanan penjara yang kabur.


Bagi Perempuan, Papua Nugini Tempat Terburuk di Dunia

27 Januari 2016

Suku Huli Wigmen ini terkenal dengan hiasan kepala yang dibuat dari rambutnya sendiri hidup di Papua Nugini. Di pulau yang sama juga hidup suku terasing yang terkenal dengan ornamen ukirannya yaitu suku Dani dan Asmat dari Papua, Indonesia. Dailymail.co.uk/Jimmy Nelson
Bagi Perempuan, Papua Nugini Tempat Terburuk di Dunia

Polisi minta bayaran untuk mengusut perkosaan.


Dua WNI Disandera di Papua Nugini  

14 September 2015

Monumen persahabatan antara dua negara di perbatasan Indonesia - Papua Nugini, 26 Juli 2015.  TEMPO/Maria Rita Hasugian
Dua WNI Disandera di Papua Nugini  

Komunikasi intens dijalin antara Konsulat RI Vanimo dan militer Papua Nugini terkait dengan sandera dua WNI di Papua Nugini.