TEMPO.CO, SHANGHAI - Jumlah kematian akibat flu burung H7N9 di Cina bertambah menjadi sembilan orang. Korban terakhir berasal dari Provinsi Anhui, kata kantor berita pemerintah Xinhua, yang juga mengabarkan bahwa vaksin akan siap dalam beberapa bulan mendatang.
Virus H7N9 dikonfirmasi diidap manusia untuk pertama kalinya bulan lalu. Saat ini virus tersebut telah menginfeksi 28 orang. Semuanya dari wilayah timur Cina. Sembilan di antaranya meninggal, menurut data Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional. (Baca: Virus H7N9, Pemerintah Indonesia Siaga)
Xinhua melaporkan empat orang lain dikonfirmasi terinfeksi virus, dua di Shanghai, dan dua lagi di Provinsi Zhejiang, salah satunya kritis.
Jurnal China Securities melaporkan, vaksin H7N9 telah diotorisasi Badan Obat dan Makanan Cina dan akan dipasarkan pertengahan tahun ini.
Asal pasti infeksi hingga saat ini belum diketahui, meski sampel beberapa unggas di pasar yang positif masih menjadi fokus penyelidikan Cina dan Badan Pangan Dunia (FAO). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sedang menyelidiki dua tersangka yang masih bertalian keluarga di Cina, dengan dugaan transmisi antarmanusia.
Jika menular antarmanusia, virus baru tersebut dikhawatirkan menimbulkan pandemik influenza yang mematikan. Namun, juru bicara WHO, Gregory Hartl, dalam jumpa pers di Jenewa mengatakan sejauh ini tidak ada bukti yang jelas mengenai transmisi antarmanusia. Hal senada disampaikan otoritas kesehatan Cina.
REUTERS | NATALIA SANTI
Topik terhangat:
Partai Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Berita lainnya:
Tengok Cuitan Anas Urbaningrum Soal SMS
Mantan Pangdam IV: Komnas HAM Jangan Didengar
SBY: 1.000 Persen Ibu Ani Tak Terlibat Hambalang
Dirut MRT Irit Bicara, Ahok: Bagus Dong!
'SBY Tak Percaya Orang Lain Selain Dirinya Sendiri'