TEMPO.CO, Kairo - Orang bersenjata bertopeng di Semenanjung Sinai, Mesir, menculik pasangan turis. Prianya asal Israel, wanitanya dari Norwegia. Menurut pejabat Mesir dan Israel, Jumat 22 Maret 2013, pasangan ini sedang melakukan perjalanan dalam sebuah mobil antara Taba, dekat perbatasan Israel, dan Dahab, sebuah resor laut ke selatan.
"Saat itulah orang bersenjata Badui yang mengendari truk pikap menangkap mereka," kata sumber dari pejabat keamanan Mesir. Aparat keamanan Mesir mencoba menghubungi para penculik untuk mencoba membebaskan pasangan itu.
Memburuknya keamanan di wilayah gurun Sinai ini dimulai setelah kejatuhan Presiden Mesir Hosni Mubarak dua tahun lalu. Tergulingnya Mubarak juga disebut sebagai bagian dari gerakan demokrasi di kawasan ini, yang kerap disebut sebagai Arab Spring.
Aparat keamanan di Tel Aviv tak melihat penculikan itu secara khusus menyasar warga Israel. "Penilaian awal kami dalam kasus ini, motivasinya kriminal," kata salah seorang aparat keamanan Israel di Tel Aviv.
Penculikan yang sebelumnya dilakukan orang Badui biasanya untuk meminta pembebasan rekan sukunya dari penjara. Awal bulan ini, juga terjadi penculikan singkat terhadap bos perusahaan minyak AS ExxonMobil dan istrinya.
Warga suku badui sebelumnya juga dilaporkan menyerang kantor polisi, memblokade akses ke kota, dan menyandera untuk menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap perlakuan buruk dari pemerintahan di Kairo.
Dua turis wanita Amerika diculik di Sinai pada Februari tahun lalu, dan pihak berwenang Mesir menegosiasi pembebasannya beberapa jam kemudian. Dua turis AS lainnya diculik pada akhir Mei tahun itu, dan dua lagi pada bulan Juli. Dalam dua penculikan ini mereka berhasil dibebaskan.
REUTERS | ABDUL MANAN