TEMPO.CO, Amsterdam--Pelacur tertua di kota Amsterdam, akhirnya memilih pensiun pada usia 70, Kamis 14 Maret 2013. Pelacur kembar itu, Louise dan Martine Fokkens, telah aktif selama 50 tahun. Keduanya, jika ditotal telah lebih tidur dengan 355 ribu pria hidung belang.
Alasan keduanya memilih pensiun karena usia yang makin tua membuat mereka sakit saat kerja. Selain itu, mereka tak mampu mengikuti perubahan mayarakat.
Menurut Louise, penyakit arthritis yang diidapnya membuat pekerjaan ini terlalu menyakitkan. "Kami juga susah menarik klien baru," kata mereka.
Pasar prostitusi juga berubah, persaingan makin tajam. "Dulu kami biasanya Cuma duduk di balik jendela dan dapat klien. Kini mereka (pelacur muda) benar benar telanjang," ujar Louise. Legalisasi pelacuran pada 2000 tak menambah isi dompet mereka. Karena legalisasi juga naiknya tarikan pajak.
"Tak ada gunanya kerja hanya untuk membayar pajak. Ini tak menguntungkan kami, hanya menguntungkan mucikari atau konsumen asing," ujarnya. Tak heran, menurutnya lebih banyak pelacuran online dari pada pelacur yang mangkal seperti mereka.
Si kembar ini menjadi pelacur saat mereka masih remaja. Kekerasan yang dialami mereka menggiring ke dunia prostisusi. Duo ini mengalami masa keemasan prostitusi di Amsterdam, sebelum disahkan, saat masih dikelola "Mafia Eropa Timur". Mereka dikenal karena memakai pakaian yang sama. Biasanya keduanya gaun merah saat bekerja.
Nama mereka naik daun pada 2012 saat membintangi film dokumenter berjudul "Meet The Fokkens". Ada juga buku yang mengisahkan mereka 'The Ladies of Amsterdam'.
Usai pensiun, mereka berharap bisa hidup dari royalti film dan buku mereka. Simak berita unik dunia lainnya di sini.
TELEGRAPH | NUR ROCHMI
Baca juga:
Ajak Murid Cicipi Darah, Guru TK Dipecat
Sauna Kaum Penyuka Sesama Jenis di Vatikan?
Ribuan Bangkai Babi Mengambang di Sungai Shanghai
Nama-nama Unik Para Paus di Vatikan
Awan 'Malaikat', Wujud Syukur Bergoglio Jadi Paus