Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demi Persatuan, Prancis Serukan Perdamaian di Mali  

image-gnews
Dalam foto yang diambil pada hari Minggu (20/1) dan dirilis oleh ECPAD, seorang tentara Perancis melihat peta bersama para prajurit Mali saat menjalankan operasi militer di wilayah antara Markala dan Diabali, Mali. AP/Arnaud Roine, ECPAD
Dalam foto yang diambil pada hari Minggu (20/1) dan dirilis oleh ECPAD, seorang tentara Perancis melihat peta bersama para prajurit Mali saat menjalankan operasi militer di wilayah antara Markala dan Diabali, Mali. AP/Arnaud Roine, ECPAD
Iklan

TEMPO.CO, Bamako - Prancis menyerukan dialog damai antara pemerintah Mali dan "perwakilan sah" dari kelompok pemberontak di utara negara. Seruan ini disampaikan menyusul keberhasilan pasukan Prancis menguasai seluruh Kota Kidal, yang sebelumnya dikuasai pemberontak yang berafiliasi kepada al-Qaeda.

Philippe Lalliot, juru bicara kantor Kementerian Luar Negeri Prancis, mengatakan pada Rabu, 30 Januari 2013, saat ini sudah waktunya melakukan peningkatan "proses politik" di Mali.

Dia katakan, pembicaraan perdamaian dengan perwakilan sah masyarakat utara dan kelompok-kelompok non-teroris perlu dipertimbangkan demi persatuan Mali. "Untuk mengembalikan wilayah utara, pemerintah Mali harus melakukan dialog."

Pada Selasa, 29 Januari 2013, parlemen Mali menyetujui roadmap politik bahwa pelaksanaan pemilihan umum pada 31 Juli 2013 menyertakan perwakilan dari utara.

Dioncounda Traore, pejabat sementara Presiden Mali, Kamis, 31 Januari 2013, mengatakan, pemerintahnya berniat mengadakan pembicaraan dengan kelompok-kelompok sekuler di utara.

Dia menjelaskan kepada radio Prancis, RFI, bahwa dia siap melakukan pembicaraan dengan kelompok sekuler Tuareg, Gerakan Nasional untuk Pembebasan Azwad (MNLA) yang ingin mendirikan negara merdeka bagi rakyatnya.

Dalam dialog itu, Traore menjelaskan, dia tidak akan bertemu dengan perwakilan dari tiga kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda, Ansar Dine, MIA, dan AQIM. Tiga kelompok ini menguasai wilayah utara Mali tahun lalu.

Pasukan Prancis tiba di pelabuhan udara Kidal pada Rabu dinihari waktu setempat, 30 Januari 2013, atau beberapa hari setelah menguasai Kota Gao dan Timbuktu. Selanjutnya, Prancis menguasi sejumlah kota. Saat ini, Prancis bersiap-siap menyerahkan wilayah utara kepada pasukan gabungan negara-negara Afrika Barat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jean-Yves Le Drian, Menteri Pertahanan Prancis, mengatakan, pasukan di Kidal sekarang ini belum bisa meninggalkan bandara Kidal karena kawasan tersebut sedang dilanda badai debu.

Sedangkan juru bicara Gerakan Islam untuk Azawad (MIA) bentukan baru, Senin, 29 Januari 2013, mengatakan, para pemimpin mereka telah bernegosiasi dengan pasukan Prancis. Pada Rabu, 30 Januari 2013, kelompok ini meminta komunitas internasional mencegah pengerakan pasukan Mali dan Afrika Barat di kawasan Kidal sebelum ada solusi politik.

Kidal tersembunyi di 1.500 kilometer sebelah utara Ibu Kota Bamako. Hingga saat ini masih dikuasai oleh Ansar al-Dine. Rencananya, Pasukan Militer Afrika untuk Mali (AFISMA) akan mengambil alih kepemimpinan Prancis, namun mereka terhambat oleh kekurangan perlengkapan senjata dan keuangan.

Jenderal Shehu Abdulkadir dari Nigeria selaku komandan gugus tugas pasukan gabungan Afrika mengatakan, 6.000 personel siap ditempatkan di sejumlah wilayah dalam dua pekan.

Sedangkan dari markas PBB diperoleh informasi dari sejumlah diplomat bahwa PBB kini mulai mendiskusikan kemungkinan pengiriman pasukan perdamaian PBB untuk Mali.

Pengerahan pasukan perdamaian PBB, mereka menjelaskan, harus mendapatkan persetujuan Dewan Keamanan. Mereka menambahkan, opsi lainnya adalah Dewan Keamanan memberikan mandat kepada pasukan Uni Afrika dengan dukungan logistik atau lainnya dari PBB, seperti yang pernah dilakukan terhadap misi perdamaian Uni Afrika ke Somalia.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

1 Mei 2017

Mirage 2000. AP/Donato Fasano
Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.


Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

23 Agustus 2016

Seorang wanita merawat kambing milik keluarganya, di rumah sederhana mereka di sebelah Masjid Djingareyber, situs Warisan Dunia UNESCO, di Timbuktu, Mali, Selasa (23/7). AP/Rebecca Blackwell
Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.


Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

23 November 2015

Pasukan khusus militer Perancis yang ikut turun dalam menyelamatkan ratusan warga yang disandera oleh belasan militan, membentangkan garis polisi di depan Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015. Pembebasan ratusan sandera tersebut dilakukan oleh pasukan Khusus Perancis, pasukan PBB dan dua anggota pasukan khusus Amerika Serikat. REUTERS
Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

Senegal siap membantu Mali.


Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

23 November 2015

Petugas mengevakuasi sejumlah jenazah dalam aksi penyanderaan oleh belasan militan di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015. Aksi penyanderaan tersebut berlangsung selama 9 jam. REUTERS
Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.


Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

21 November 2015

Petugas menunjukkan bendera para pelaku penyandera sejumlah pengunjung dan pegawai Hotel di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015.  Kelompok jihad Al Mourabitoun yang bersekutu dengan al Qaeda dan bekas koloni Perancis, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. REUTERS
Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.


Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas

21 November 2015

Petugas menunjukkan bendera para pelaku penyandera sejumlah pengunjung dan pegawai Hotel di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015.  Kelompok jihad Al Mourabitoun yang bersekutu dengan al Qaeda dan bekas koloni Perancis, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. REUTERS
Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas


Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.


Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

20 November 2015

Dalam gambar yang diambil darii Mali TV ORTM, petugas keamanan memberikan instruksi kepada rekannya di dalam Radisson Blu Hotel di Bamako, Mali, 20 November 2015. Kelompok bersenjata menyandera seluruh orang dalam hotel itu setelah berteriak
Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi


Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

20 November 2015

Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita. Wikimedia.org
Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.


Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

20 November 2015

Warga berhamburan dari hotel Radisson Blu, tempat penyanderaan oleh kelompok bersenjata, di Bamako, Mali, 20 November 2015. Dikabarkan 10 militan bersenjata menyandera 140 tamu dan 30 staf hotel tersebut. AP/Harouna Traore
Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.


Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

20 November 2015

Seorang sandera dikawal keluar dari lokasi penyanderaan di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015. Hingga saat ini 80 orang berhasil dibebaskan, dan tiga orang dikabarkan tewas saat militan memasuki hotel itu. REUTERS/REUTERS TV
Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.