TEMPO.CO, Jenewa — Israel menjadi negara pertama di dunia yang memboikot evaluasi PBB mengenai hak asasi manusia tanpa alasan sama sekali, Selasa petang waktu setempat, di markas besar Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss. Namun, absennya negara Zionis itu tidak memperoleh sanksi apa pun dari 47 negara anggota yang hadir.
Setelah debat yang cukup panas, mayoritas negara justru memberikan kompromi atas tindakan Israel. Dewan memberikan waktu Israel untuk mengumpulkan dan hadir dalam evaluasi pelaksanaan hak asasi manusia paling lambat hingga November mendatang.
“Namun, kompromi ini akan menjadi preseden untuk menentukan bagaimana menangani negara yang enggan bekerja sama,” kata Kepala Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Remigiusz Henczel.
Insiden serupa, menurut juru bicara Dewan HAM PBB, Rolando Gomez, pernah dilakukan Haiti. “Tapi negara itu memberikan alasan mengapa tidak dapat hadir karena tengah melakukan rehabilitasi pasca-gempa,” ujar Gomez.
Kritik atas keputusan itu datang dari beberapa negara, seperti Mesir dan Pakistan. Walaupun terpaksa menerima kompromi, mereka mengingatkan Dewan bahwa negara lain pun dapat melakukan hal yang sama untuk menghindari evaluasi pelaksanaan hak asasinya.
Dalam kesempatan terpisah, 14 lembaga hak asasi manusia Palestina dan Israel menuntut negara Zionis itu segera memasukkan evaluasi periodik universal (UPR) ke Dewan HAM PBB. “Tindakan ini tidak saja menegaskan pembangkangan Israel terhadap hukum internasional, juga hancurnya nilai-nilai dasar UPR, yakni kesetaraan dan universalitas,” demikian pernyataan kelompok HAM Palestina, Addameer, di Ramallah.
Dari Tel Aviv, Kementerian Luar Negeri Israel menuding Dewan HAM PBB melakukan standar ganda. “Setelah serangkaian debat, kami memutuskan untuk menghentikan kerja sama dengan Dewan HAM PBB. Saya pastikan kebijakan itu belum berubah,” tutur Yigal Palmor, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel.
Israel pernah memperoleh evaluasi pada 2008. Saat itu, delegasi dari banyak negara menuntut Israel untuk mengakui dan menghormati hak Palestina untuk merdeka dan memperoleh tanah air mereka.
AP | FT | PNN | THE TELEGRAPH | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita Populer:
Irwansyah Bebas, Raffi Ahmad: Yah Lu Pulang...
KPK Tangkap Perantara Suap Politikus
Melongok Rumah Raffi Ahmad di Lebak Bulus
KPK Tangkap Tangan Tiga Pelaku Suap
Hary Tanoesoedibjo Ingin Satukan ISL dan IPL
KPK Sita 2 Plastik Penuh Duit Pecahan Rp 100 Ribu