TEMPO.CO , Wellington: Seekor hiu mako di perairan Selandia Baru mencatatkan rekor perjalanan terjauh. Hiu yang dilengkapi pelacak global positioning system (GPS) sejak enam bulan lalu telah menempuh sejauh 13.300 kilometer. Jarak ini cukup mengejutkan bagi para ilmuwan.
"Hiu itu berenang dari perairan Selandia Baru ke Fiji, lalu kembali lagi ke Selandia Baru. Sekitar enam pekan kemudian dia pergi lagi ke Fiji," kata kepala proyek penelitian, Malcolm Francis, seperti dikutip laman New Zealand Herald, Rabu, 9 Januari 2013.
Menurut National Institute of Water and Atmospheric (NIWA) Research --lembaga yang mendanai proyek penelitian ini-- hiu bernama Carol itu merupakan hiu mako sirip pendek. Spesies ini adalah hiu tercepat sejagat.
Francis mengatakan, ini adalah pertama kalinya pergerakan hiu mako sirip pendek dilacak secara cermat dari waktu ke waktu. Namun demikian, para ilmuwan tidak menduga Carol melakukan pergerakan jarak jauh dengan pola tidak menentu.
Mereka menduga Carol akan tinggal di perairan hangat Fiji dan baru kembali ke Selandia Baru saat musim panas ketika perairan Kiwi memanas. Namun, Carol justru menghabiskan sedikit waktu di Fiji sebelum kembali ke Selandia Baru. "Mungkin tidak ada cukup makanan yang cocok di daerah tersebut pada saat itu," ujar Francis berspekulasi.
Carol tercatat telah menempuh perjalanan rata-rata 60 kilometer per hari selama enam bulan terakhir. Terkadang jarak yang ditempuh melebihi 100 kilometer hanya dalam satu hari. Menurut Francis, spesies hiu mako sirip pendek dapat melaju dengan kecepatan hingga 62 mil per jam dalam hitungan detik.
Carol adalah hiu berukuran panjang 1,8 meter. Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mencatat, hiu mako sirip pendek dapat tumbuh hingga sepanjang 4 meter. Lembaga perlindungan satwa internasional ini memasukkan hiu maku sirip pendek ke dalam kategori terancam punah. Jumlahnya terus menurun di banyak daerah di dunia.
Hiu mako kerap tidak sengaja ditangkap oleh nelayan. "Namun hiu ini juga diburu secara sengaja, sirip mereka digunakan untuk sup sirip hiu," lansir IUCN.
LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI