TEMPO.CO, Tennesse - Atas nama kesetaraan, wanita dari Gereja Kristen Mormon seluruh Amerika Serikat menggelar demonstrasi Wear Pants To Church. Mereka beramai-ramai mengenakan celana panjang untuk menghadiri kebaktian.
Meskipun tidak ada aturan resmi yang melarang wanita mengenakan celana panjang, kata seorang aktivisnya, masih ada tekanan kuat untuk tidak melakukannya. Ribuan perempuan berpartisipasi dalam acara ini, mem-posting foto-foto dirinya dalam pakaian bukan gaun di blog dan Facebook mereka.
Mereka berharap demonstrasi ini akan mendorong dimulainya dialog yang lebih luas tentang peran perempuan dalam gereja. Sementara yang lain menggotong isu besar agar wanita bisa ditahbiskan sebagai imam, yang lain mengatasnamakan kesetaraan agar bisa diizinkan mengenakan celana panjang dalam arti sebenarnya.
Namun, tak semua aksi berjalan mulus. Salah satu penggiatnya, Stephanie Lauritzen, menerima ancaman di Facebook. Seperti dilaporkan New York Times, ia juga menerima surat ancaman yang dikirim ke alamatnya.
Gereja Mormon sendiri tak menunjukkan reaksi menentang atau mendukung. Pimpinan agama itu telah mengeluarkan satu pernyataan resmi sejak inisiatif mengenakan celana dimulai, menyatakan bahwa pakaian adalah bentuk penghormatan kepada Tuhan. "Umumnya anggota gereja didorong untuk mengenakan pakaian terbaik mereka sebagai tanda menghormati Juru Selamat," begitulah pernyataan mereka. Mereka tak secara tegas menyatakan pelarangan.
HUFFINGTON POST | TRIP B