TEMPO.CO, Islamabad - Malala Yousafzai, seorang aktivis muda berumur 14 tahun yang memperjuangkan hak wanita dalam bidang berpendidikan, pada 9 Oktober 2012 lalu diserang oleg grup militan Pakistan, Taliban.
Gadis yang berasal dari Kota Mingora, Kabupaten Swat, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan ini ditembak ketika ia sedang dalam perjalanan pulang dengan sebuah bus setelah ujian di Pakistan’s Swat Valley.
Seorang pria, yang merupakan penembak Taliban, membawa senjata serta memakai topeng, menaiki bus yang sedang digunakan oleh Malala.
Ia berteriak, “Mana dari kalian yang bernama Malala? Bicaralah atau kalian semua akan saya tembak!” Penembak tersebut berhasil mengidentifikasi Malala dan tanpa ragu ia langsung menembaknya dua kali. Satu kali di kepalanya dan satu kali lagi di lehernya. Kainat Riaz dan Shazia Ramzan merupakan dua perempuan yang ikut mengalami luka-luka akibat penembakan tersebut.
Setelah penembakan, Malala langsung dilarikan ke sebuah rumah sakit militer di Peshawar yang lokasinya tetap di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan. Gadis ini sempat tidak sadarkan diri dan berada dalam kondisi kritis beberapa hari setelah penembakan itu terjadi.
Peluru dari senjata yang digunakan penembak Taliban itu masuk ke kepalanya dan merusak bagian kiri otaknya. Setelah proses operasi yang berlangsung selama tiga jam, peluru yang tersangkut di bagian bahu dekat tulang sumsumnya berhasil dikeluarkan.
Berdasarkan laporan dari BBC News pada 16 Oktober 2012, seminggu setelah penembakan oleh pria dari Taliban itu, Malala dibawa ke Inggris dari Pakistan dengan ambulans udara United Arab Emirates. Malala saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Queen Elizabeth yang terletak di Birmingham, Inggris.
“Saya sangat berharap Malala dapat pulih sepenuhnya, kemudian kembali menginspirasi para generasi baru untuk para perempuan muslim demi persamaan, baik di Inggris atau Pakistan,” ujar direktur dan co-founder Inspire, Sara Khan.
KHAIRENA ZAHFRAN DARY
Berita terpopuler lainnya:
Omongan Biden, #Malarkey, Jadi Trending Topic
Penggusuran di Cina Undang Keprihatinan
Gempa Arafura Terasa Hingga Darwin
Debat Cawapres AS, Ryan Sindir Diamnya Biden
Turki Akhirnya Lepaskan Pesawat Sipil Suriah