TEMPO.CO, KABUL—Ledakan bom bunuh diri terjadi di dekat gerbang markas besar pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Kabul, Afganistan, Sabtu 8 September 2012. Serangan yang diduga dilakukan oleh remaja 16 tahun itu menewaskan enam warga sipil, termasuk anak-anak pedagang jalanan.
"Serangan bom bunuh diri menewaskan 6 orang dan melukai 5 orang lainnya," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Sediq Sediqqi. Dalam akun jejaring sosial Twitter, Sediqqi menuding Haqqani dari Pakistan berada di balik serangan ini.
Dalam insiden ini tak ada satu pun personel tentara internasional yang tewas maupun terluka. "Markas kami juga tidak mengalami dampak akibat serangan itu,” ujar salah satu anggota pasukan NATO asal Angkatan Darat Amerika Serikat, Mayor Adam Wojack.
Adapun kepala polisi Kabul, Jenderal Ayub Salangi mengungkap identitas pelaku. “Remaja berusia 16 tahun dilengkapi rompi bahan peledak berjalan kaki ke gerbang markas NATO dan meledakkan diri,” ujar Salangi dalam kesempatan terpisah.
Taliban mengakui keterlibatan mereka dalam serangan ini. “Pelaku adalah salah satu mujahidin kami yang akan menyerang anggota CIA di Kabul. Banyak warga asing tewas, tapi saya belum tahu jumlahnya,” tutur juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid. Namun ia membantah pelaku masih berusia remaja. “Usianya sudah 28 tahun,” Mujahid menegaskan.
NATO mengutuk Taliban karena menyalahgunakan remaja sebagai pelaku bom bunuh diri. “Menggunakan pelaku kekerasan berusia masih di bawah umur menunjukkan taktik menjijikan mereka,” ucap juru bicara ISAF-NATO Brigadir Jenderal Gunter Katz.
Keamanan di seluruh Afganistan sejatinya telah diperketat untuk memperingati 11 tahun kematian Ahmad Shah Massoud, pahlawan perang melawan Uni Sovyet yang terkenal anti-Taliban. Ia tewas oleh militan Al Qaidah yang menyamar menjadi wartawan.
L REUTERS | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI