TEMPO.CO, Beijing - Gempa berkekuatan 5,2 skala Richter mengguncang barat daya Cina, tepatnya di perbatasan Provinsi Yunnan dan Guizhou, Jumat, 7 September 2012. Menurut pejabat setempat, 43 orang tewas dan 150 orang luka-luka akibat peristiwa itu. Dan lebih dari 100 ribu penduduk kehilangan tempat tinggal.
Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan gempa pertama terjadi pada pukul 11.20 waktu setempat, dengan kedalaman sumber gempa sekitar 10 kilometer. Satu jam berselang, menyusul gempa kedua berkekuatan 5,6 SR.
Tayangan televisi lokal dari CCTV menunjukkan ratusan orang berkumpul di jalan-jalan di Kota Yiliang, yang terkena dampak terburuk. Jalan-jalan dipenuhi reruntuhan batu bata dan batu.
Saksi mata menuturkan, orang-orang berlarian keluar dari gedung seraya menjerit saat gempa melanda. "Saya sedang berjalan ketika tiba-tiba saya merasa tanah bergetar. Orang-orang mulai bergegas keluar dan berteriak. Itu masih membuat saya takut untuk mengingatnya sekarang," ujar seorang saksi mata yang di-posting dalam Sina Weibo, layanan microblogging yang mirip Twitter.
Pengguna Weibo lainnya mengatakan jalan serasa bergoyang ketika sedang mengemudikan mobil. "Saya berusaha menjaga agar mobil tidak goyang," ujarnya.
Gempa pertama juga dirasakan di Provinsi Sichuan. Pusat Jaringan Pemantau Gempa Cina menyebutkan, gempa itu berkekuatan 5,7 SR dan bersumber pada kedalaman 14 kilometer.
Barat daya Cina memang rentan terhadap gempa bumi. Pada bulan Mei 2008, gempa 8,0 skala Richter mengguncang Sichuan dan bagian dari provinsi tetangga, Shaanxi dan Gansu. Saat itu, gempa menewaskan puluhan ribu orang.
ASIAONE | EKO ARI