TEMPO.CO, London - Sedikitnya 47 polisi terluka dalam kerusuhan yang melibatkan warga Katolik dan Protestan di Irlandia Utara, Senin, 3 September 2012, Aksi kerusuhan berbau sektarian itu akhirnya dibubarkan dengan peluru karet dan semprotan air.
Sikap tegas polisi tersebut terpaksa diambil karena para perusuh mulai melempari mereka dengan bom molotov, kembang api, dan batu bata ketika dipisahkan ke dalam dua kelompok di Belfast Utara.
Dalam insiden tersebut, perusuh dari kelompok Protestan membajak sebuah van di salah satu titik dan merusak garis polisi. Akibat kejadian itu, tiga petugas cedera dan dilarikan ke rumah sakit.
Menurut sumber Reuters, kerusuhan kedua ini dipicu oleh penampilan grup band nasionalis Irlandia penganut Katolik di kawasan kelompok Protestan. Setelah itu, kerusuhan tak terhindarkan.
Perkelahian ini menyebabkan sedikitnya 47 petugas keamanan cedera saat mereka memisahkan dua komunitas tersebut ke dalam dua kelompok.
Pekan sebelumnya, tujuh petugas kepolisian cedera di tempat yang sama ketika sebuah band dari kelompok Protestan memainkan musik di depan gereja umat Katolik.
Kekerasan paramiliter di provinsi yang dianut oleh mayoritas umat Katolik dan Protestan pro-Inggris yang telah berlangsung lebih dari tiga dekade sebetulnya diakhiri sejak penandatangan perjanjian perdamaian pada 1998. Namun, Belfast tetap dipisahkan garis panjang yang menempatkan kaum Katolik dan Protestan ke dalam dua wilayah.
Kerusuhan kerap terjadi pada musim panas ketika kelompok Protestan mengadakan parade tradisional yang sepertinya suka diprovokasi oleh nasionalis Katolik. Di antara mereka banyak yang menginginkan adanya persatuan Irlandia.
REUTERS | CHOIRUL
Berita Populer:
Jokowi: Ada Instruksi Agar Yang di Sana Itu menang
83 Persen Melawan 17 Persen,Jokowi Yakin Menang
Kang Jalal pun Diancam Mati
Kisah Kang Jalal Soal Syiah di Indonesia(Bagian 2)
Indonesia Pemilik Pertama Super Tucano di ASEAN
Cerita Jalaluddin Rakhmat Soal Syiah Indonesia (Bagian I)