TEMPO.CO, Dhaka - Hujan deras berlangsung berturut-turut selama tiga hari sehingga menyebabkan tanah longsor dan membunuh sedikitnya 30 orang di tenggara Bangladesh. Demikian keterangan pejabat kepada media, Rabu, 27 Uni 2012.
Para pejabat ini mengatakan, saat ini merupakan musim hujan terburuk bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya di kawasan Chittagong, kota terbesar kedua di Bangladesh.
Selain merengut nyawa 30 orang, pejabat setempat juga melaporkan sedikitnya 150 ribu orang terendam banjir. Tim penyelamat terus berupaya melanjutkan bantuan, tetapi hujan deras menjadi hambatan. Seluruh penerbangan ke Bandar Udara Chittagong juga dibatalkan, termasuk perjalanan dengan kereta api terpaksa ditunda setelah sebuah jembatan kereta api kolaps. Hujan deras yang terjadi beberapa hari menyebabkan tumpukan lumpur, mengubur puluhan rumah, dan memblokir jalan.
Koresponden BBC di Dhaka, Anbarasan Ethiraja, melaporkan puluhan orang masih belum ditemukan dan kemungkinan jumlah korban tewas bakal bertambah. Ia mengatakan, hujan yang berlangsung selama lima hari ini telah merendam hampir seluruh wilayah kota serta menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
"Kami mengalami bencana hujan terburuk dalam beberapa tahun ini," kata Jainul Bari, komisioner Distrik Cox's Bazar, salah satu kawasan yang terkena dampak.
Pejabat setempat mengatakan, di Distrik Bandarban, petugas menemukan sejumlah mayat yang terkubur tanah longsor. Kepala Kepolisian Bandarban, Saiful Ahmed, mengatakan kepada kantor berita AFP, hampir seluruh korban tertidur ketika terjadi serbuan lumpur dan puing-puing bangunan yang mengubur mereka. "Satu keluarga kehilangan 12 anggota keluarga," ujar Ahmed.
Pejabat lainnya mengatakan, mereka memperkirakan hujan deras bakal turun lagi dalam beberapa hari ke depan. Pemerintah mengerahkan pasukan keamanan untuk mencari korban dan memberikan bantuan penyelamatan. Chittagong dalam beberapa tahun terakhir ini kerap terkena hantaman musim hujan lebat dan tanah longsor.
BBC | CHOIRUL