TEMPO.CO , New York:Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa kemarin memerintahkan penambahan sanksi-sanksi terhadap Korea Utara berkaitan dengan peluncuran roketnya pada Jumat pekan lalu yang gagal. Selain itu, memperingatkan sanksi baru jika negeri terisolasi tersebut nekat menggelar tes nuklir.
Para anggota Dewan Keamanan--termasuk sekutu terdekat Korea Utara, Cina--"mengecam dengan keras" peluncuran dalam pernyataan yang menjadi sorotan "keprihatinan keamanan" di Asia. Dewan Keamanan memerintahkan beberapa hal baru ditambahkan dalam dua pekan ke dalam daftar komite sanksi-sanksi yang dibuat setelah Pyongyang menggelar tes-tes nuklir pada 2006 dan 2009. Selain itu, komite sanksi-sanksi diperintahkan merevisi individu dan firma-firma Korea Utara subyek untuk membekukan aset-asetnya di bawah langkah-langkah internasional.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, di Brasilia, Brasil, kemarin, menyebutkan bahwa Dewan Keamanan sepakat akan melansir "konsekuensi-konsekuensi lebih jauh" terhadap aksi provokatif lain oleh Korea Utara. Foto-foto satelit terbaru menunjukkan bahwa Pyongyang diduga tengah menyiapkan sebuah tes nuklir bawah tanah.
Media yang dikontrol pemerintah Cina, harian Global Times, edisi kemarin menyiratkan sinyal frustrasi terhadap Pyongyang dan mendukung pernyataan Dewan Keamanan PBB yang mengkritik peluncuran roket Korea Utara pekan lalu.
Dari Seoul, Korea Selatan menghentikan operasi khusus sejak Jumat pekan lalu setelah roket Korea Utara meledak di udara dan reruntuhannya jatuh di Laut Kuning. Para pejabat Korea Utara menyebutkan, operasi yang melibatkan kapal-kapal perang dan helikopter itu telah terhalang perairan yang berlumuran. "Tak ada reruntuhan yang ditemukan dan operasi akan dihentikan secara resmi pada pukul lima sore," demikian juru bicara Kementerian Pertahanan kepada AFP kemarin.
Voice of America | Asiaone | The Montreal Gazzete | Dwi A