TEMPO.CO, Yerusalem - Ribuan aktivis pro-Palestina dari seluruh dunia kemarin menggelar pawai menuju Yerusalem melalui perbatasan Yordania, Libanon, dan Mesir. Namun pawai bertajuk "Global March to Jerusalem" dengan misi damai itu harus tertahan di perbatasan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.
Kegiatan ini khusus digelar untuk memperingati Hari Tanah, yakni pembunuhan enam warga Palestina pada 1976. Mereka memprotes pemerintah Israel yang mencaplok lahan mereka di kawasan Galilee. "Tuntutan kami hanya satu. Kami menentang penjajahan Palestina oleh Israel," kata Aziz Muslim, aktivis asal Indonesia yang ikut serta dalam acara tersebut di Baptisam, Yordania, kepada Sita Planasari Aquadini dari Tempo.
Selain para aktivis, warga lokal Yordania ataupun pengungsi Palestina yang berada di negara tersebut turut serta dalam pawai besar-besaran ini. "Karena ini hari libur, banyak keluarga yang membawa anak-anak mereka ke lokasi pawai," ujar Aziz. Pengamanan dari kepolisian Yordania, menurut Aziz, cukup ketat untuk menghindari provokasi dan kekacauan.
Peringatan serupa digelar dalam bentuk demonstrasi di depan Kedutaan Besar Israel di seluruh dunia oleh aktivis pro-Palestina. Sekitar 50 aktivis, sebagian besar keturunan Timur Tengah, berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Israel di Wellington, Selandia Baru. Sedangkan kelompok aktivis Nanummunhwa asal Korea Selatan, dalam pers rilis yang dikirim ke Koran Tempo, mendesak Mahkamah Kriminal Internasional menyeret Israel sebagai penjahat perang.
Adapun Israel memperketat pengamanan di sepanjang perbatasan ataupun di Yerusalem dan Tepi Barat. "Pasukan akan dikerahkan dan bersiaga hingga Jumat tengah malam," ucap Menteri Kepolisian Israel Yitzhak Aharonovitch kepada Army Radio. Para pria di bawah 40 tahun dilarang menunaikan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem.
Namun hal itu tidak menghalangi warga Palestina untuk berunjuk rasa di Kalandiya, Bethlehem, Hebron, Nabi Saleh, Budrus, dan desa-desa lainnya. Kerusuhan sempat terjadi di Kalandiya saat warga melemparkan batu ke arah tentara dan dibalas dengan lemparan granat. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa ataupun terluka.
Saeb Erakat, negosiator perdamaian Palestina, menegaskan bahwa pencaplokan lahan merupakan inti dari konflik kedua negara. "Selama 44 tahun penjajahan Israel, penguasaan tanah warga Palestina menjadi sumber masalah di Timur Tengah dan mengancam solusi dua negara," kata Erakat.
L IBN LIVE | RT | REUTERS | AL ARABIYA | AP | SITA PLANASARI A.