Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bales Didakwa 17 Kasus Pembunuhan  

image-gnews
Ilustrasi. TEMPO/ Ali Said
Ilustrasi. TEMPO/ Ali Said
Iklan

TEMPO.CO , Washington :- Sersan militer Amerika Serikat, Robert Bales, 38 tahun, yang diduga kuat sebagai pembantai 16 warga sipil Afganistan, kemarin akan didakwa atas 17 kasus pembunuhan.

"Memang ada 16 korban tewas, tapi penyelidik tengah mencari dugaan seorang korban tewas lainnya," kata dua pejabat Amerika Serikat kepada Los Angeles Times, Kamis lalu. Adapun juru bicara Pasukan Internasional Pakta Pertahanan Atlantik Utara (ISAF-NATO), Gary Kolb, mengatakan perbedaan jumlah tersebut akan dijelaskaan saat dakwaan diumumkan secara resmi.

Selain dakwaan tersebut, Bales juga akan didakwa atas enam kasus rencana pembunuhan dan enam kasus penyerangan. Dua korban terluka akibat serangan Bales, menurut juru bicara Pemerintah Provinsi Kandahar Ahmad Javed Faisal, telah keluar dari rumah sakit. Sedangkan empat korban lainnya masih harus mendapatkan perawatan intensif.

Pengacara Bales, John Henry Browne, menolak berkomentar atas laporan tersebut. "Saya baru bisa menjawab jika dakwaan terhadap klien saya telah diajukan secara resmi," Browne menegaskan. Ia justru memprediksi kasus ini akan berjalan sangat rumit di pengadilan. "Tidak ada laporan forensik. Saya akan membuat penuntut membuktikan semua tuduhan," ucap Browne.

Dakwaan yang disusun kurang dari dua pekan setelah insiden tersebut diharapkan dapat meyakinkan warga Afganistan bahwa pelaku akan memperoleh hukuman setimpal. Meski begitu, pengadilan terhadap Bales dapat berlangsung beberapa bulan hingga bertahun-tahun mendatang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Analis sekaligus pengacara Paul Callan dalam kesempatan terpisah yakin jaksa akan mengajukan tuntutan maksimal, yaitu hukuman mati. "Ini salah satu pembantaian terbesar dalam sejarah perang Amerika," ujar Callan. Sayangnya Callan menambahkan meski seandainya jaksa berhasil memenangi kasus itu, Bales tidak akan langsung dieksekusi. "Mungkin puluhan tahun mendatang."

Namun milisi bersenjata Taliban percaya sebaliknya. "Kami tidak percaya Amerika akan menggelar pengadilan yang adil terhadap Bales," ujar juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, melalui telepon kepada Reuters. Untuk itu Taliban, menurut Mujahid, akan menuntut balas terhadap seluruh anggota pasukan Amerika di Afganistan.

Mujahid pun kembali menuding Bales hanya menjadi kambing hitam dalam insiden yang menewaskan banyak perempuan dan anak-anak itu. "Amerika berusaha membodohi masyarakat internasional dan menyalahkan pembantaian itu hanya pada satu orang. Ini adalah kejahatan pemerintah Amerika," ia menuturkan.

L CNN | REUTERS | AP | CBS NEWS | SITA PLANASARI A.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran