TEMPO.CO, Singapura - Konferensi dunia tentang tembakau dan kesehatan (WCTOH) ke-15, Selasa sore, 20 Maret 2012, dibuka oleh Menteri Kesehatan Singapura, Gan Kim Yong, di Suntec City Convention Centre, Singapura. Rangkaian seminar konferensi tersebut akan digelar di arena yang berada di Temasek Boulevard itu mulai 20 hingga 24 Maret 2012. Sekitar 2.600 delegasi dari 100 negara terlibat.
"Sebagai bagian penandatangan Kerangka Kerja Konvensi Pengendalian Tembakau (FCTC), Singapura ingin terlibat dalam kerja sama lokal, regional, dan internasional untuk pengendalian tembakau," kata Gan dalam sambutannya.
Menurut dia, epidemi tembakau adalah salah satu ancaman terbesar kesehatan karena membunuh enam juta orang dalam setahun. Itulah sebabnya pengendalian tembakau menjadi priotitas di negaranya. "Kami percaya dengan digelarnya WCTOH 2012 kesadaran kolektif akan terbentuk untuk melawan tembakau dan menyelamatkan lebih banyak nyawa," ujar Gan.
Ang Hak Seng, Chief Executive Officer Singapore Health Promotion Board, mengatakan Singapura adalah satu di antara negara yang paling rendah angka perokoknya, yaitu hanya sekitar 14 persen. "Kami ingin menekan angka itu menjadi 10 persen pada 2020," ujar Ang di kesempatan sama.
Surin Pitsuwan, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), mengatakan untuk mengendalikan tembakau pihaknya akan memberlakukan larangan merokok di Kantor Sekretariat ASEAN di Jakarta mulai April. Ia mau membawa Asia Tenggara bebas rokok. "Kita harus membawa perubahan untuk anak kecil dan kemiskinan," ujar bekas perokok itu dalam sambutannya.
Akan ada empat ahli kesehatan asal Indonesia yang akan menjadi pembicara dalam konferensi tersebut. Di antaranya Widyastuti Wibisana dan Hazbullah Tabrani.
Di akhir acara anak-anak dari negara Asia Tenggara melakukan gerakan simbolisasi dengan membersihkan langit memakai bendera. Di layar besar, tampak langit di atas bumi ASEAN yang penuh dengan asap rokok menjadi bersih.
HERU TRIYONO