TEMPO.CO, London - Banyak hal di luar dugaan dalam surat-surat elektronik Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, yang bocor ke publik. Menurut Al-Arabiya, yang menerima bocoran lengkap isi surat itu selain harian Inggris The Guardian, dari surat-surat itu tersirat bahwa al-Assad tak berniat lengser dari jabatannya sebagai presiden. Al-Assad juga bertekad menumpas pemberontakan.
Dalam e-mail itu, Asma, istri al-Assad, terlihat mendukung penuh suaminya. Dia, misalnya, membelikan suaminya pakaian pelindung khusus untuk menjaga keselamatan dan membela sang suami saat berdiskusi dengan pihak Kerajaan Qatar.
Hal yang selama ini tak disebut-sebut adalah bagaimana peran lingkaran dalam istana dalam memainkan peranan guna mempengaruhi al-Assad. Ambil contoh e-mail Assad yang dia terima dari saudara iparnya, Firas Akhras, pada 7 Februari 2012, yang menyentil bocornya pesan elektronik dari Departemen Urusan Kepresidenan Suriah.
Saling tukar e-mail antara al-Assad dengan keluarga istrinya di Inggris menunjukkan bagaimana ia sebetulnya bimbang mengenai sikapnya. Kebanyakan pesan memang bersifat pribadi, tapi tak sedikit e-mail mereka yang menawarkan saran tentang cara untuk mengakhiri krisis.
Mertua Assad, Fawaz Akhras, juga kerap bertukar e-mail dengan putrinya dan Assad. Dalam banyak e-mail, ia menyarankan berbagai langkah bagi Assad.
Misalnya, dalam e-mail pada Oktober 2011 ketika rezim Assad menghadapi dilema anjloknya nilai tukar lira Suriah yang menurut e-mail bakal mendorong gagasan bahwa bank sentral menjual cadangan devisa untuk mendongkrak mata uang lokal.
Tapi Akhras menyarankan dalam e-mail tanggal 25 Januari bahwa Assad harus meniru kebijakan mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher ketika dia menolak untuk campur tangan dalam krisis serupa dan memungkinkan pasar untuk secara alami menentukan mekanisme sendiri, meskipun ada tekanan untuk melakukannya. "Thatcher tidak melakukan intervensi di pasar keuangan meskipun mengalami penurunan pound," tulisnya.
Dalam e-mail lain Oktober itu, Akhras memuji kepribadian menantunya yang berpartisipasi dalam penulisan ulang konstitusi.
Kemudian bulan lalu, Akhras memberitahu bahwa negara-negara Teluk menjadi tuan rumah pertemuan tokoh oposisi. Namun, ia menyatakan acara itu bisa disiarkan di TV negara dan saluran pro-rezim, Dunya. Sang mertua juga rajin mengirim artikel-artikel yang dipublikasikan dari situs berita Arab dan asing yang memuji rezim Assad.
Asma al-Assad lebih banyak berdiskusi dengan sang ayah tentang isi pemberitaan media Inggris serta beberapa masalah hukum. Pada Juni 2011, ia menulis kepada ayahnya tentang jurnalis Michael Semark dari The Daily Mail yang ingin Akhras untuk menanggapi klaim Wikileaks bahwa ia disebut-sebut dalam investasi keuangan Assad.
E-mail ini bocor ke publik setelah dicegat oleh anggota oposisi Suriah yang memperoleh akses ke alamat e-mail Assad dan istrinya antara periode Juni 2011 dan Februari tahun ini.
Al Arabiya akan menerbitkan hampir semua e-mail selama beberapa hari mendatang, beberapa dalam format asli berbahasa Inggris dan yang lainnya diterjemahkan dari bahasa Arab.
TRIP B | AL ARABIYA