TEMPO.CO , DASMASKUS:- Tepat setahun konflik di Suriah, keretakan di oposisi tampak menganga. The New York Times (NYT) melaporkan bahwa sejumlah anggota penting kelompok oposisi di pengasingan, Dewan Nasional Suriah, mengundurkan diri. Soalnya, mereka mengklaim soal derasnya otokrasi dan dominasi oleh faksi Ikhwanul Muslim.
Harian NYT, yang kemarin terbit dengan headline "Kelompok Oposisi Suriah Mundur dan Terbelah", menyebutkan bahwa pemerintah yang mengambil alih Kota Homs dan Idlib memicu frustrasi di kalangan pemberontak.
"Apa yang terjadi di Homs adalah pengkhianatan," ujar Kamal al-Labwani, seorang figur pembangkang yang telah mundur dari Dewan, kepada harian itu. "Terdapat rasa tidak bertanggung jawab di sebagian (tokoh) Dewan."
Hampir bersamaan, arus pengungsi warga Suriah ke Turki menderas. "Pengungsi Suriah yang masuk hari ini mencapai 1.000 orang dan jumlah yang berada di Turki kini 14.700 orang," ujar juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Selguk Unal, di Ankara kemarin.
Gelombang terbaru yang tiba termasuk seorang jenderal pembelot yang bergabung dengan pasukan pemberontak yang punya basis di Provinsi Hatay, Turki, yang berbatasan dengan Suriah. Sebelumnya, sekitar 700 warga Suriah juga tiba di Turki, Selasa malam lalu.
MNSBC | THE TELEGRAPH | Dwi A