TEMPO.CO, Dublin - Paul Begley, produsen sayuran dan buah-buahan terbesar di Irlandia, dihukum penjara enam tahun karena kasus penipuan impor bawang putih. Nilai impor tersebut mencapai £ 1,5 juta atau Rp 18,5 miliar.
Pria berusia 46 tahun itu menolak membayar bea impor 1.000 ton bawang putih asal Cina. Ia juga memalsukan dokumen dengan menyebut bawang yang diimpor itu sebagai apel.
Hukuman penjara maksimum bagi kasus penipuan adalah lima tahun, atau denda tiga kali lipat dari nilai harga barang. Namun Begley terjerat dua pasal, penipuan dan pemalsuan dokumen.
Hakim Martin Nolan, yang memutuskan perkara ini, mengatakan sebenarnya Begley adalah orang yang dermawan. “Ia menyumbangkan uangnya bagi para gelandangan di wilayah St Vincent de Paul,” ujarnya.
Nolan mengatakan, bagaimanapun juga, Begley telah terlibat dalam skema besar penggelapan pajak. Pajak bawang putih, mungkin berlebihan, namun ini terkait peraturan yang diterapkan pemerintah Irlandia.
Begley mengaku bersalah atas empat tuduhan antara September 2003 dan Oktober 2007. Penipuan terungkap pada 9 Oktober 2007 ketika petugas bea cukai pelabuhan Dublin menyelidiki sebuah kontainer yang dalam keterangannya memuat 18 ton apel dan dua ton bawang putih.
Petugas kemudian menyelidiki dan menemukan 21 ton bawang putih. Bukan apel, seperti yang ada dalam keterangan. Investigasi mengungkapkan pemalsuan dokumen yang diperoleh melalui surat elektronik antara Begley dan pengusaha di Cina. Di dalamnya terdapat perjanjian untuk pengiriman bawang putih yang diganti menjadi apel.
BBC | SATWIKA MOVEMENTI