TEMPO Interaktif, Bagdad - Presiden AS Barack Obama akhirnya mengakui sebuah pesawat tak berawak AS berada di tangan Iran, Senin, 12 Desember 2011. Pemerintah AS juga telah meminta Teheran untuk mengembalikan pesawat mata-mata canggih itu.
"Kami sudah meminta dikembalikan. Kita akan melihat bagaimana tanggapan Iran," kata Obama pada konferensi pers dengan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki.
Baca Juga:
Ini merupakan konfirmasi terbuka pertama oleh pemerintahan Obama bahwa Iran memiliki pesawat tak berawak itu. Iran mengatakan pesawat itu dijatuhkan saat terbang di atas wilayah negaranya.
Obama tidak menjelaskan lebih lanjut tentang misi pesawat itu atau mengapa pesawat itu gagal kembali ke pangkalan di Afganistan. "Karena pesawat itu di wilayah Iran, saya tidak akan mengomentari masalah-masalah intelijen," katanya.
Pesawat Sentinel RQ-170--dirancang untuk menghindari radar untuk penerbangan pengintaian--sedang dalam misi CIA ketika hilang, menurut para pejabat AS.
Baca Juga:
Televisi pemerintah Iran telah menunjukkan gambar pesawat itu, yang menurut para ahli, serupa dengan Sentinel.
Iran telah memberikan keterangan bertentangan tentang bagaimana pesawat itu jatuh pada tanggal 4 Desember. Teheran awalnya mengatakan pesawat tak berawak itu ditembak jatuh, tapi kemudian mengklaim militer Iran berhasil membajak kontrol penerbangan pesawat.
Para pejabat AS telah menyatakan skeptis bahwa Iran memiliki kapasitas teknologi untuk meretas kontrol pesawat dan memperkirakan pesawat itu mengalami kerusakan.
Para pejabat AS dan analis juga meragukan kemampuan Iran untuk meniru pesawat itu--setidaknya tanpa bantuan dari Rusia atau Cina.
"Pesawat AS ini sangat canggih dan tidak jelas apakah Iran memiliki keahlian untuk mengeksploitasi teknologi canggih itu--termasuk sensor di pesawat," kata seorang pejabat AS baru-baru ini.
TELEGRAPH | EZ