TEMPO Interaktif, Paris - Mantan Kepala IMF Dominique Strauss-Kahn Minggu malam menyebut hubungan seksualnya dengan seorang pelayan hotel di New York sebagai kegagalan moral.
Terhadap skandal yang membuat dia kehilangan jabatan dan kesempatan menjadi Presiden Prancis itu, Strauss-Kahn menegaskan ia tidak menggunakan kekerasan atau agresi terhadap pelayan itu. Tapi, ia mengakui, "Saya akan selalu menyesalinya."
Pria 63 tahun itu diwawancarai di televisi Prancis oleh presenter Claire Chazal. Sebelumnya dia dituduh menghindari pertanyaan-pertanyaan sulit dengan memilih Chazal yang merupakan teman dekat istrinya, Anne Sinclair.
Wawancara dimulai dengan pertanyaan, "Apa yang terjadi di kamar Hotel Sofitel itu?"
Strauss-Kahn menjawab, "Apa yang terjadi tidak melibatkan kekerasan atau agresi maupun tindakan salah lainnya. Apa yang terjadi bukan hanya hubungan yang tidak pantas, tapi juga sebuah kesalahan. Ini adalah kesalahan moral yang tidak membuat saya bangga. Saya akan selalu menyesalinya."
Ia mengatakan dirinya tidak berniat bernegosiasi dengan Nafissatou Diallo, 32 tahun, atas gugatan perdata terhadapnya. Sementara kasus pidana terhadapnya telah dibatalkan.
Strauss-Kahn juga mengakui skandal itu telah menghapus ambisinya menjadi presiden. "Saya telah gagal menepati janji saya pada orang-orang Prancis."
Dia setuju dengan Chazal bahwa insiden pada tanggal 14 Mei itu bisa saja telah dirancang. "Sebuah perangkap, itu mungkin saja."
Multijutawan itu mengatakan ia akan meluangkan waktu untuk merenung tentang masa depannya. Ia juga menegaskan bahwa ia tidak punya rencana untuk kembali ke politik.
Wawancara itu muncul di tengah tuduhan di Prancis bahwa dia mencoba memperkosa wartawan muda Tristane Banon delapan tahun lalu.
DAILY MAIL | EZ