TEMPO Interaktif, Kairo -Tujuh kandidat presiden menyerukan Dewan Militer Mesir yang berkausa untuk segera menetapkan tangal percepatan pemilu kepresidenan. Seorang kandidat, Kamis, 15 September menyebut mereka menuntut pemilu digelar Februari atau Maret mendatang.
Dewan militer yang berkuasa setelah tumbangnya Husni Mubarak pad 11 Februari telah menjanjikan akan menyerahkan kekuasaan kepada warga sipil.
Tapi belum ditetapkan tanggal yang pasti untuk pemilihan parlemen, yang diperkirakan pada November mendatang dan tida ada indikasi kapan pemilu presiden bakal digelar. Para aktivis telah menuntut gerakan cepat ke pemilihan yang bebas pertama di Mesir selama beberapa dekade ini.
“Kami menyerukan suatu tanggal lebih awal dan pasti untuk pemilu presiden dan tidak tetap dalam sebuah kerangka umum tanpa mengetahui (tanggal pasti),” ujar Amr Moussa, mantan Sekjen Liga Arab yang berambisi maju dalam balapan kepresidenan Mesir.
“Kami bicara sekitar Februari-Maret (tahun depan),” ujarnya kepada Reuters di Kairo. Dia menambahkan mereka akan membuat seruan mereka kepada dewan militer setelah mereka telah sepakat untuk tuntutan pada isu-isu lain termasuk keputusan militer untuk memperpanjang keadaan darurat dan rencana atas sebuah undang-undang pemilu yang baru.
Kelompok yang terdiri tujuh kandidat itu termasuk mantan diplomat Perserikatan Bangsa-Bangsa Mohamed El Baradei dan Abdel Moneim Abul Futuh, mantan seorang anggota senior Ikhwanul Muslimin yang pernah dibredel pemerintahan Mubarak.
Reuters | BBC| Dwi Arjanto