Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sumber Bakteri E. coli Masih Misterius  

image-gnews
Ketimun dari sebuah pertanian di spanyol, dimana diduga sebagai sumber wabah bakteri E.coli. AP/Sergio Torres
Ketimun dari sebuah pertanian di spanyol, dimana diduga sebagai sumber wabah bakteri E.coli. AP/Sergio Torres
Iklan

TEMPO Interaktif, Berlin - Menteri Pertanian negara-negara Eropa yang tergabung dalam Uni Eropa kemarin menggelar rapat darurat guna membahas krisis yang diakibatkan wabah E. coli di Luksemburg. Tercatat sudah lebih dari 2.200 orang di 12 negara menderita sakit akibat terinfeksi E. coli--salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif--hingga Ahad lalu. Sebanyak 22 lainnya tewas.

"Semoga kami bisa mencapai kata sepakat," ujar juru bicara Komisi Pertanian Uni Eropa, Roger Waite. Maklum saja, akibat wabah ini, petani mengalami kerugian hingga jutaan euro. Sebut saja Fepex, salah satu kelompok industri buah dan sayuran terbesar di Spanyol, merugi hingga US$ 256 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun.

Kendati begitu, Pemerintah Jerman, yang negaranya diduga sebagai asal-muasal wabah E. coli itu, mengatakan sejumlah uji laboratorium yang digelar di berbagai perkebunan di utara Jerman ternyata negatif. Dari 40 sampel yang diambil dari perkebunan tersebut, 23 di antaranya dinyatakan negatif. "Penyelidikan masih berlanjut," kata Pemerintah Jerman.

Komisioner Kesehatan Uni Eropa, John Dalli, mengecam kesimpulan hasil penyelidikan Jerman yang dinilainya prematur. "Kalau begini caranya, publik akan panik dan sektor pertanian bakal hancur," katanya. Rusia, yang merupakan negara pengimpor sayuran terbesar di Uni Eropa, melarang impor sayuran segar dari Spanyol.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami tidak akan meracuni masyarakat kami," ujar Perdana Menteri Vladimir Putin. Bakteri E. coli yang menjelma menjadi sejumlah galur (strain), seperti Enterohaemorrhagic E. coli (EHEC), dapat menyebabkan diare, kram perut yang parah, dan demam. Kendati begitu, sebagian besar penderita akan sembuh dalam beberapa hari.

Bakteri E. coli yang berada dalam usus ternak sapi dan domba berpotensi pula menyebabkan terjadinya sindrom hemolytic-uremic (HUS), yang menyerang ginjal dan sistem saraf. Dalam wabah ini, terdapat 1.536 kasus EHEC dan 627 kasus HUS di Jerman, seperti dilansir Badan Kesehatan Dunia (WHO).

GUARDIAN | INDEPENDENT | EURONEWS | ANDREE PRIYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

1 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

1 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.


Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

30 hari lalu

Ilustrasi celana jeans. hollister.com
Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

Membekukan celana jins di dalam freezer diklaim bisa membuatnya segar dan bebas bau tak sedap tanpa perlu dicuci. Bagaimana faktanya?


Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

32 hari lalu

ilustrasi sakit perut (pixabay.com)
Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

Penyakit Whipple mengganggu pencernaan normal dengan mengganggu pemecahan makanan dan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.


Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

36 hari lalu

Prof. Dr. dr. Erlina Burhan M. Sc.,Sp.p. Ui.ac.id
Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

Erlina Burhan paparkan bahasan penanganan tuberkulosis di pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI. Ia tawarkan SIG untuk deteksi TB.


Cara Efektif Mencegah dan Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

40 hari lalu

Banyak cara dilakukan orang untuk meringankan radang tenggorokan, seperti berkumur dengan larutan air garam, atau mengonsumsi permen pelega tenggorokan. Namun, langkah itu hanya melegakkan tenggorokan.
Cara Efektif Mencegah dan Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

Seperti COVID 19, radang tenggorokan bisa menular melalui droplet.


Jangan Biarkan SIkat Rambut Jadi Sarang Bakteri, Bersihkan dengan Cara Berikut

58 hari lalu

Sisa rambut rontok yang tertinggal di sisir.
Jangan Biarkan SIkat Rambut Jadi Sarang Bakteri, Bersihkan dengan Cara Berikut

Sikat rambut yang dipakai berkali-kali setiap hari bisa menjadi sarang bakteri, jamur, ketombe, dan minyak sehingga harus rutin dicuci.


5 Manfaat Mengonsumsi Cuka Sari Apel

58 hari lalu

Cuka apel. Freepik.com/Rawpixel.com
5 Manfaat Mengonsumsi Cuka Sari Apel

Mengonsumsi cuka sari apel dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan. Apa saja?


Viral Ajakan Makan Daging Mentah di Medsos, Pakar Ingatkan Bahayanya

15 Januari 2024

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Viral Ajakan Makan Daging Mentah di Medsos, Pakar Ingatkan Bahayanya

Banyak konsekuensi makan daging mentah karena mengandung bakteri berbahaya. Pakar pun menentang ajakan yang viral di TikTok.


Dermatolog Ungkap Baik Buruk Kebiasaan Memencet Jerawat

14 Januari 2024

Ilustrasi wanita memencet jerawat di dagu. Freepik.com/gpointstudio
Dermatolog Ungkap Baik Buruk Kebiasaan Memencet Jerawat

Memencet jerawat tak selalu membuat kondisinya semakin parah. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan.