Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Soal Dana Iklim, Indonesia Siap Diaudit

image-gnews
Iklan
pemanasan globalTEMPO Interaktif, Jakarta - Indonesia terus melakukan terobosan  agar Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Kopenhagen yang tinggal satu hari, berhasil dengan baik. “Masalah utama adalah hilangnya trust di sini,” kata Menteri Luar Negeri  Marty Natalegawa, Kamis malam waktu Denmark. Masih ada kepentingan yang tajam antara negara maju dengan negara-negara berkembang. 

Untuk mengetahui suasana konferensi dan menjembatani  perbedaan, kata Marty, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah bertemu dengan PM Norwegia, PM Australia Kevin Rudd, Presiden Meksiko Felipe Calderon Hinojosa, Sekjen PBB Ban Ki Moon dan  PM Thailand Abhisit Vejajjiva. Presiden mengutus  Marty Natalegawa  bertemu Sudan yang menjadi ketua Kelompok 77, gabungan negara-negara berkembang. 

Marty menegaskan Indonesia menghilangkan “baju-baju” kepentingan untuk mencairkan kebekuan di Konferensi Kopenhagen. Salah satunya adalah soal mekanisme  pengukuran, pelaporan dan pemeriksaan (measurement, reporting and verification, MRV).  Isu ini jadi ganjalan karena
negara-negara berkembang tidak ingin ada audit keuangan dari bantuan dana negara maju untuk mengurangi emisi karbon. Mereka beralasan bahwa mekanisme  itu melanggar kedaulatan suatu negara.

Sementara negara maju menuntut bantuan yang telah diserahkan harus jelas pemakaiannya. Hal itu terkait pertanggungjawaban mereka kepada pembayar pajak. Amerika Serikat misalnya, menawarkan pendekatan ‘pledge and review’ di mana setiap negara berjanji menurunkan emisi nasionalnya dan harus terbuka serta siap diperiksa oleh negara lain.

Proposal Amerika Serikat ini tampaknya menarik bagi negara-negara berkembang yang secara sukarela menurunkan emisi nasionalnya.  Kemarin Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengumumkan komitmen negaranya kepada pers di Kopenhagen. “Kami akan memobilisasi dana US$ 100 miliar setiap tahun mulai tahun 2020 untuk kebutuhan negara-negara berkembang,” katanya.

Pada awal-awal persidangan di  Konferensi Kopenhagen, delegasi Indonesia menolak adanya audit keuangan dari luar.  Dalam arti, MRV hanya untuk mendukung, bukannya tindakan yang harus dilakukan.  Namun setelah kehadiran kepala negara, sikap tersebut berubah. Hal itu terlihat jelas dari pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Konferensi Kopenhagen, Kamis siang.

Menurut Yudhyono,  inisiatif  dana segera  merupakan awal yang baik bagi proyek mitigasi dan adaptasi. Bagi Indonesia,  idealnya dana yang diluncurkan menjadi US$ 25-35 miliar per tahun hingga 2012.  “Jumlah ini  hanya  tetesan kecil dalam ember ketimbang US$ 6 triliun yang hilang selama krisis keuangan gobal,” katanya. Presiden Yudhoyono  menjelaskan negara maju dan negara berkembang harus fleksibel terhadap MRV.  Mekanisme MRV dalam Bali Action Plan memiliki tiga kategori yakni komitmen dan aksi negara maju dalam mitigasi, aksi negara berkembang dalam mitigasi serta dukungan negara maju bagi negara berkembang untuk aksi mitigasi.  Yudhoyono
mengkritik   negara-negara maju yang terikat Protokol Kyoto untuk mengurangi emisinya, ternyata tidak tercapai.

MRV, kata Yudhoyono, bukan ide yang mustahil jika seluruh negara menetapkan target pengurangan emisinya. “Kita  perlu tahu jika kita sudah mencapai kemajuan dalam target masing-masing."  Indonesia bersedia transparan untuk memaparkan kemajuan dan rencana MRV berdasar kesepakatan mekanisme multilateral. "MRV dibutuhkan untuk memastikan ada dukungan negara maju bagi negara berkembang tersalurkan dengan baik demi perubahan iklim." Hal ini penting, tambahnya,  agar tidak timbul perdagangan yang diskriminatif.

Menurut Marty Natalegawa, MRV jangan dipandang sebagai campur tangan negara luar terhadap kedaulatan suatu negara. Dia mencontohkan bantuan yang diterima dari luar negeri ketika tsunami melanda Provinsi Aceh pada tahun 2004. “Kita transparan dan terbuka mengelola bantuan itu,” katanya. Mekanisme MRV, ujarnya, juga untuk mendisiplinkan tiap negara  bahwa target penurunan emisi telah tercapai dan terlihat.

UNTUNG WIDYANTO (KOPENHAGEN)
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

29 Mei 2023

Ilustrasi kekeringan. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.


Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

14 September 2022

Mahasiswa UGM Gagas Pemanfaatan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan. ugm.ac.id
Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.


Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

3 Juni 2022

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) menyalami pembalap tim Mercedes-EQ Formula E Nyck De Vries (kanan) saat Meet and Greet Pebalap Formula E di kawasan Monas, Jakarta, Kamis 2 Juni 2022. Ajang Jakarta E-Prix 2022 akan digelar pada Sabtu 4 Juli 2022. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.


Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

24 September 2021

Dikta Yovie n Nuno atau Pradikta Wicaksono. Foto: Instagram Dikta.
Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.


Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

31 Agustus 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?


Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

31 Agustus 2021

Ilustrasi menggunakan ponsel sambil berjalan. bbc.com
Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?


Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

20 April 2021

Faisal Basri. TEMPO/Jati Mahatmaji
Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

Ekonom senior Faisal Basri ikut mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara.


BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

6 April 2021

Pengendara motor melintas di samping tiang listrik yang patah akibat diterjang angin kencang di Kota Kupang, NTT, Senin, 5 April 2021. Angin kencang tersebut dipengaruhi badai siklon Seroja yang tengah terbentuk di wilayah NTT. ANTARA/Kornelis Kaha
BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

BMKG mengatakan dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya, Masuk ke daratan dan menyebabkan banjir bandang.


Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

18 Januari 2021

Menteri Sosial Tri Rismaharini membantu membungkus nasi saat mengunjungi Posko Banjir Desa Wonoasri di Tempurejo, Jember, Jawa Timur, Senin, 18 Januari 2021. Risma terlihat memegang centong nasi untuk membantu petugas yang tengah sibuk menyiapkan nasi bungkus ke korban bencana. dok.Humas Kemensos
Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

Mensos Risma menyebut peristiwa erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur kemungkinan sebagai dampak dari pemanasan global atau global warming.


Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

15 Oktober 2019

Berkurangnya krill sebagai sumber makanan bagi penguin tidak hanya akibat pemanasan global, tapi juga karena perburuan besar-besaran oleh pabrik pengolah ikan. boredpanda.com
Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

Pariwisata menyumbang pembuangan karbon dalam Global warming. Itulah yenga mendorong pebisnis tur Rick Steves menyumbang US$ 1 juta.