Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pahit Perang Rusia Akan Dialami Amerika Serikat di Afganistan

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -Upaya Amerika Serikat, yang didukung pasukan Negara Barat, dalam menciptakan perdamaian di Afganistan diperkirakan akan mengalami kepahitan, seperti saat perang di Soviet 20 tahun silam.

Pasukan Amerika yang modern dan banyak jumlahnya, tampak seperti sedang dipermalukan oleh segelintir kelompok gerilyawan. Apalagi kelompok tersebut semakin keras berupaya membuat pemerintahan sendiri di Kabul.

Hal itu banyak dilontarkan para mantan veteran perang Soviet dan kalangan pengamat di Moskow, dengan menilai Amerika tidak akan mampu menciptakan kestabilan kondisi di Afganistan, yang memiliki kekuatan lebih dari 300 ribu personel militer.

Namun perbandingan seperti itu, menurut para kritikus kebijakan Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama, harus diwaspadai. Mereka menekankan bahwa kondisi saat perang di Uni Soviet waktu itu berbeda dengan apa yang akan dialami pasukan Amerika Serikat dan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara). Intinya, bisa saja kondisi berbalik dengan saat perang Uni Soviet silam.

Sejak 2001, sudah lebih dari 850 orang tentara Amerika tewas di Afganistan. Jumlah itu memang lebih kecil ketimbang jumlah prajurit Moscow yang tewas di Afganistan saat perang kedua negara tersebut, yakni 14.500 orang.

Soviet yang dulu tergabung dalam negara uni U.S.S.R bertempur melawan Afganistan, juga didera Perang Dingin, yang terkenal dengan Perang Dingin Amerika-Rusia. Dalam perang tersebut, kubu Kremlin didukung pemerintahan atheis, melawan pejuang muslim, yang diam-diam didukung Amerika, Pakistan, Iran, Cina, dan Arab Saudi.

Akhir 1980, Amerika Serikat mulai terang-terangan menunjukkan dukungannya terhadap pejuang muslim, dengan memberi bantuan transportasi, senjata, bahkan hingga roket anti pesawat tempur Stinger.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kini, pasukan Amerika-Barat menghadapi pemberontak Afganistan bernama Taliban, yang cukup kuat dan mandiri dalam hal keuangan, karena ditengarai didukung perdagangan opium. Meski begitu, para pemberontak tidak mendapat dukungan dari negara manapun.

Kondisi tersebut jika dianalogikan dengan masa perang Soviet, Taliban ibarat pasukan Uni Soviet, dan pihak Amerika-Barat ibarat pejuang muslim. Di Afganistan sendiri, ada kaum komunis yang merasa lebih mampu memantau kondisi dinegaranya ketimbang Presiden Afganistan Hamid Karzai. Kaum komunis tersebut tampaknya lebih menekankan dukungan ke Negara Barat.

Rencana Presiden Obama mengakhiri konflik berkepanjangan di Afganistan memiliki kemiripan dengan strategi mantan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev, saat mengakhiri perang dengan Afganistan 20 tahun silam.

Gorbachev memulai tampuk kekuasaan memimpin Uni Soviet pada 1985, dan memiliki kewenangan mengatur pengerahan pasukan militernya. Dia pun menerapkan kewenangannya tersebut selama satu tahun, untuk memenangkan perang. Namun setelah itu yang terjadi justru Gorbachev mengumumkan penarikan pasukannya.


AP/ANGIOLA HARRY

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

33 hari lalu

Logo Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di pintu di kantor pusatnya di New York, AS.[REUTERS]
Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.


Uni Emirat Arab Tak Berniat Jadi Tuan Rumah COP29, setelah Putin Tolak Berlangsung di Eropa Timur

28 Oktober 2023

Presiden COP26 Alok Sharma menerima tepuk tangan saat Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris 13 November 2021. [REUTERS/Phil Noble]
Uni Emirat Arab Tak Berniat Jadi Tuan Rumah COP29, setelah Putin Tolak Berlangsung di Eropa Timur

Uni Emirat Arab tidak akan menjadi tuan rumah perundingan iklim COP29 tahun depan.


Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel ke Rumas Sakit Al Ahli di Gaza Tewaskan 500 Orang, Ini Profil Antonio Guterres

21 Oktober 2023

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menghadiri konferensi pers setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskow, Rusia 12 Mei 2021. REUTERS/Maxim Shemetov
Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel ke Rumas Sakit Al Ahli di Gaza Tewaskan 500 Orang, Ini Profil Antonio Guterres

Sekjen PBB Antonio Guterres mengecam serangan Israel ke rumah sakit Al Ahli di Gaza yang menewaskan 500 orang. Ini seruannya untuk Israel dan Hamas.


Perang Sudan: Satu Juta Orang Mengungsi, 40 Persen Penduduk Kelaparan

16 Agustus 2023

Salwa Ibraheem Hassan, seorang wanita Sudan yang melarikan diri dari konflik di Geneina, di wilayah Darfur Sudan, duduk di samping putrinya Mihrab Abdullah yang menderita malnutrisi di rumah sakit misi Medecins Sans Frontieres (MSF) di Adre, Chad 24 Juli 2023. REUTERS/Zohra Bensemra
Perang Sudan: Satu Juta Orang Mengungsi, 40 Persen Penduduk Kelaparan

Perang Sudan menyebabkan lebih dari satu juta orang mengungsi dan 40 persen warganya kelaparan.


Perang Bawa Petaka, PBB Sebut Satu Juta Orang di Sudan Mengungsi

16 Agustus 2023

Anak pengungsi Sudan yang melarikan diri dari kekerasan etnis di wilayah Darfur, duduk di atas barang-barang keluarganya di dekat perbatasan antara Sudan dan Chad di Koufroun, Chad, 14 Mei 2023. REUTERS/Zohra  Bensemra
Perang Bawa Petaka, PBB Sebut Satu Juta Orang di Sudan Mengungsi

Perserikatan Bangsa-Bangsa mencatat lebih dari 1 juta orang telah melarikan diri dari Sudan ke negara-negara tetangga.


Peran Delegasi Kanada di Balik Penetapan Hari Laut Sedunia

8 Juni 2023

Para pekerja dan sukarelawan mengumpulkan sampah dari tepi Pantai Baseco yang tercemar pada Hari Laut Sedunia, di Manila, Filipina, 8 Juni 2023. REUTERS/Eloisa Lopez
Peran Delegasi Kanada di Balik Penetapan Hari Laut Sedunia

Hari laut sedunia diinisiasi di Brasil oleh Delegasi Kanada dan secara resmi ditetapkan oleh PBB pada 2008


7 April Hari Kesehatan Sedunia, Begini Lika-liku hingga Penetapannya

7 April 2023

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
7 April Hari Kesehatan Sedunia, Begini Lika-liku hingga Penetapannya

Tiap 7 April, Hari Kesehatan Sedunia diperingati oleh semua orang di seluruh dunia. Hari ini juga menjadi hari berdirinya WHO


Asal-usul Pembentukan WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia

7 April 2023

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Asal-usul Pembentukan WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia

WHO terbentuk setelah pengalaman masa Perang Dunia II, ketika banyak negara mengalami masalah kesehatan wabah penyakit dan kelaparan


Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

7 April 2023

Health for All Film Festival. Dok. World Health Organization (WHO).
Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

Selalu diperingati pada 7 April, berdirinya World Health Organization diperingati jadi Hari Kesehatan Sedunia.


Viral Petugas Keamanan PBB Berfoto di Depan Bendera Taliban

21 Januari 2023

Beberapa personil Perserikatan Bangsa-bangsa berfoto di depan bendera Taliban Afghanistan. Foto itu menuak kritik keras. (TWITTER | Omar Haidari)
Viral Petugas Keamanan PBB Berfoto di Depan Bendera Taliban

PBB meminta maaf atas beredarnya foto beberapa staf di depan bendera Taliban di Afghanistan.