TEMPO Interaktif, Sydney: Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta meminta pemerintah Australia meningkatkan bantuan mereka kepada polisi air Timur Leste. Sebab, Timor Leste rentan menjadi sarang penyelundupan manusia ke Australia.
Hal tersebut diungkapkan Ramos Horta dalam pidato di hadapan anggota parlemen Northern Territory Australia pada Kamis malam seperti dikutip Radio Australia, Jumat (31/10).
Dalam pidatonya, Ramos Horta mengatakan bahwa kepolisian air negaranya 'lemah dan kecil'. Mereka belum lama ini menangkap dua orang penyelundup manusia yang tengah menuju Australia dan Selandia Baru.
Menurut Ramos Horta, Laut Timor menjadi sangat rentan terhadap operasi gelap kecuali jika ada tambahan bantuan dari Australia.
"Timor Leste sendiri atau dengan bantuan yang sedikit dari Australia tidak akan mampu membela diri dan memikul tanggung jawab mereka yang berkaitan dengan negara-negara tetangga," ujar Ramos Horta.
Dalam pidato tersebut, Ramos Horta mengkritik laporan-laporan negatif tentang perkembangan negaranya. Menurut Ramos Horta, laporan-laporan tersebut terlalu dibesar-besarkan. Ramos mengatakan bahwa laporan soal ketegangan antara wilayah timur dan barat di negaranya digembar-gemborkan secara berlebihan.
"Saya rasa saya memilik pemahaman yang bagus mengenai akar konflik itu, lebih baik dari orang-orang yang datang dalam waktu singkat dan menulis laporan akademik atau artikel surat kabar yang kebanyakan meramalkan skenario buruk dalam demokrasi kami yang mulai lahir dan bersemangat," ujar Ramos Horta.
Ramos Horta juga mempertanyakan megapa penduduk di Darwin tidak mengunjungi negaranya. Padahal, Ramos Horta menilai Dili lebih aman dari daerah di kawasan sekitar.
Menurut Ramos Horta, hasil penelitian Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan bahwa Dili sama dengan kota-kota di kawasan sekitar.
"Timor Leste, Australia, Selandia Baru, Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura. Tingkat kejahatan di Timor Leste, bunuh diri lebih rendah di banding kota-kota di kawasan sekitar," ujar Ramos Horta. "Dibandingkan dengan Darwin, di Dilli kami tidak memiliki buaya-buaya yang berbahaya."
Radio Australia| Kodrat Setiawan