Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Motif Kim Jong-un Menantang Amerika Berperang

image-gnews
Kim Jong Un bertemu dengan ilmuwan di pusat penelitian senjata nuklir di Pyongyang, pada Maret 2016. Korea Utara, dibawah kepemimpinan Kim Jong-un sedikitnya meluncurkan rudal balistik sebanyak 10 kali, sejak 2015, dan membuat situasi di Semenanjung Korea panas. REUTERS/KCNA
Kim Jong Un bertemu dengan ilmuwan di pusat penelitian senjata nuklir di Pyongyang, pada Maret 2016. Korea Utara, dibawah kepemimpinan Kim Jong-un sedikitnya meluncurkan rudal balistik sebanyak 10 kali, sejak 2015, dan membuat situasi di Semenanjung Korea panas. REUTERS/KCNA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley menuding pemimpin Korea Utara Kim Jong-un 'mengemis untuk berperang'. Sulit menggali alasan Kim dianggap begitu getol menantang perang. Namun, berikut 3 dugaan motifnya seperti dikutip dari Asian Correspondent.

1. Mempertahankan rezim dan dirinya.
Mungkin alasan pertama ini yang paling umum. Kim telah menghabiskan tahun pertamanya sebagai pemimpin Korea Utara untuk melakukan konsolidasi kekuasaannya dengan memberangus orang-orang yang berpotensi menjadi pesaingnya dengan berbagai cara, bahkan sampai menggunakan senjata anti pesawat tempur membunuh pesaingnya.

Hal ini menjelaskan alasan Kim bergegas mengembangkan senjata nuklirnya dan mempertontonkannya kepada Amerika Serikat. Belajar dari pengalaman seperti pemimpin Libya Muammar Qaddafi, Kim tidak mau melihat dirinya dalam posisi yang bisa didongkel Amerika Serikat tanpa berani membalasnya.

Asumsinya adalah Gedung Putih tidak mau ambil resiko dari usaha menjatuhkan dirinya ketika gaa-gara itu mereka menderita kalah dengan senjata Korea Utara yang mampu menghantam Amerika.

Baca: Bom Hidrogen Korea Utara Bisa Meledak Dua Kali Saat Kenai Target

2. Rezim ini secara fundamental lemah dan semua ini adalah bentuk keangkuhan.
Meskipun retorika bombastik dan patriotisme yang bernyala-nyala di Korea Utara, baik itu dari para pemimpinnya maupun media, pada dasarnya rezim ini telah kalah dalam pertempuran di Semenanjung Korea.

Bandingkan dengan pesaingnya Seoul, yang mengendalikan dua kali populasi Korea Utara dan perekonominya yang 30 kali lebih besar, jadi mudah memahami mengapa Pyongyang khawatir "dihisap" Korea Selatan.

Selain itu jika dibandingkan, maka kemampuan militer Korea Utara tak lebih dari kesombongan.

"Sebagai kompensasi atas kelemahan kemampuan militernya, Pyongyang selama beberapa dekade ini telah memberlakukan strategi bombastis: memberi sinyal kesiapan mengambil resiko dan tak takut untuk berperang melawan pasukan militer Amerika Serikat dan sekutunya Korea Selatan. Program senjata nuklir dan rudal Korea Utara merupakan bentuk lain dari kompensasi kelemahannya," kata Denny Roy, Peneliti senior di Program PSOCO Fellowship di East-West Center.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Reunifikasi Korea
Reunifikasi telah menjadi impian penguasa Kim sejak meneken perjanjian gencatan senjata tahun 1953. Jika Kim dapat menyakinkan Amerika untuk menarik pasukannya berjumlah 28 ribu personil dari Korea Selatan, maka para analisis khawatir Kim akan menggunakan senjata nuklirnya menyerang Amerika untuk kemudian mengambil Korea Selatan dengan menggunakna senjata.

Nah, jika Pyongyang mewujudkannya, mengancam untuk menyerang, maka pemerintahan Donald Trump tentulah akan berpikir dua kali apakah melindungi Seoul lebih dulu ketimbang rakyatnya.

Baca: 3,5 Juta Warga Korea Utara Daftar Relawan Perang

"Jika Amerika menghadapi pilihan antara San Francisco atau Seoul, mereka akan memilih San Francisco," kata Andrei Lankov, pakar Korea Utara di Universitas Kookmin di Seoul ke The New York Times.

Tentu saja semua ini kembali sebagai spekulasi. Tidak mungkin memahami secara pasti apa yang ada dalam pikiran Kim Jong-un yang saat ini menjadi perhatian dunia.

"Yang pasti secara universal adalah menginginkan diakui dan dihormati. Karena Amerika sudah mengambilnya sehingga tidak melihat betapa dalamnya motivasi untuk menemukan rasa hormat yang bisa didapat," kata Cameron Munter, mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Pakistan dan saat ini sebagai Ketua Eas-West Institute.

Sepertinya pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa sanksi terberat yang diberikan kepada Kim Jong-un dan Korea Utara tidak akan berdampak. Dialog menjadi satu-satunya cara untuk meredam kegetolannya untuk berperang.

ASIAN CORRESPONDENT | GUARDIAN | MARIA RITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

4 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri uji peluncuran rudal hipersonik berbahan bakar padat jarak menengah hingga jarak jauh yang baru, di lokasi yang tidak diketahui di Korea Utara, 2 April 2024, dalam gambar yang dirilis pada 3 April 2024,  oleh Kantor Berita Pusat Korea.  KCNA melalui REUTERS
Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

Pemimpin otoriter Korea Utara, Kim Jong Un, merilis lagu baru yang menyatakan ia adalah ayah yang ramah.


Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

8 hari lalu

Menurut salah satu kawannya, Kim Jong-nam ke Jakarta bersama pengawalnya. Ia lalu pergi dari Indonesia setelah berfoto di restoran pada awal Mei lalu. (AFP/AFP/Getty Images)
Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

Terjadi penembakan di Bandara Kuala Lumpur. Di tempat ini pula pada 2017 terjadi kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un.


Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

12 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri uji peluncuran rudal hipersonik berbahan bakar padat jarak menengah hingga jarak jauh yang baru, di lokasi yang tidak diketahui di Korea Utara, 2 April 2024, dalam gambar yang dirilis pada 3 April 2024,  oleh Kantor Berita Pusat Korea.  KCNA melalui REUTERS
Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.


Adik Kim Jong Un Tolak Pertemuan Apa Pun dengan Jepang, Ini Alasannya

28 hari lalu

Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tiba di Kosmodrom Vostochny sebelum pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di wilayah timur jauh Amur, Rusia, 13 September 2023. Sputnik/ Vladimir Smirnov/Pool melalui REUTERS/File Foto
Adik Kim Jong Un Tolak Pertemuan Apa Pun dengan Jepang, Ini Alasannya

Adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan pada Selasa 26 Maret 2024 bahwa mengadakan pertemuan puncak dengan Jepang bukanlah kepentingan mereka


Kim Yo Jong Benarkan Perdana Menteri Jepang Utarakan Niat Ingin Bertemu Kim Jong Un

29 hari lalu

Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Mausoleum Ho Chi Minh di Hanoi, Vietnam 2 Maret 2019. Berdasarkan sistem dinasti, ia berpotensi menjadi pemimpin Korea Utara menggantikan kakaknya. REUTERS/Jorge Silva
Kim Yo Jong Benarkan Perdana Menteri Jepang Utarakan Niat Ingin Bertemu Kim Jong Un

Kim Yo Jong mengkonfirmasi Perdana Menteri Jepang sudah mengutarakan niat untuk berrbicara dengan Kim Jong Un


Kim Jong Un Kirim Dukungan ke Putin atas Penembakan di Moskow

30 hari lalu

Ledakan gas di sebuah gedung perumahan bertingkat di kota Balashikha dekat Moskow pada hari Rabu, 20 September 2023. (TASS)
Kim Jong Un Kirim Dukungan ke Putin atas Penembakan di Moskow

Kim Jong Un menyampaikan pesan dukungan dan solidaritas kepada Vladimir Putin atas penembakan di gedung konser Moskow.


Kendarai Mobil Hadiah Putin, Kim Jong Un Hadiri Latihan Perang Bersama Putrinya

38 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan putrinya Kim Ju Ae menghadiri demonstrasi militer di Korea Utara,  16 Maret 2024 KCNA via REUTERS
Kendarai Mobil Hadiah Putin, Kim Jong Un Hadiri Latihan Perang Bersama Putrinya

Kim Jong Un mengendarai mobil hadiah dari Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghadiri latihan perang bersama putrinya, Kim Ju Ae


Kim Jong Un Setir Tank Baru Saat Sidak Latihan Militer Korut

40 hari lalu

Tank Korea Utara mengikuti latihan militer yang dipandu oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Korea Utara, dalam gambar yang dirilis pada 14 Maret 2024.  KCNA via REUTERS
Kim Jong Un Setir Tank Baru Saat Sidak Latihan Militer Korut

Kim Jong Un menghadiri latihan perang militer Korea Utara pada Selasa lalu.


Kim Jong Un Inspeksi Pangkalan Militer Korea Utara, Perintahkan Kesiapan Perang

47 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara dengan salah satu anggota militer saat memantau latihan militer di pangkalan operasi militer besar di wilayah barat negara itu, saat memerintahkan peningkatan kesiapan perang, di Korea Utara, dalam gambar yang dirilis pada 7 Maret, 2024. KCNA via REUTERS
Kim Jong Un Inspeksi Pangkalan Militer Korea Utara, Perintahkan Kesiapan Perang

Kim Jong Un melakukan inspeksi pangkalan operasi militer di Korea Utara dan memerintahkan tentara untuk meningkatkan kesiapan perang.


Gambar Semenanjung Korea Dihapus dari Situs Web Korea Utara, Perintah Kim Jong Un

20 Februari 2024

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membaca buku saat mengunjungi pabrik industri lokal di Gimhwa-gun, Korea Utara, 7 Februari 2024, dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea. KCNA via REUTERS
Gambar Semenanjung Korea Dihapus dari Situs Web Korea Utara, Perintah Kim Jong Un

Korea Utara menghapus gambar Semenanjung Korea dari situs utamanya setelah Kim Jong Un menyebut Korea Selatan sebagai musuh