TEMPO.CO, Jakarta - Bom hidrogen atau bom H menjadi populer kembali setelah pemerintah Korea Utara mengklaim telah berhasil melakukan uji coba peledakan bom itu. Kementerian Pertahanan Korea Selatan memperkirakan ledakan bom itu berkekuatan 5,7.
“Artinya, bom H memiliki kekuatan lima hingga enam kali lebih kuat dibanding tes bom nuklir terakhir Korea Utara pada tahun lalu,” kata Lee Mi-sun, analis senior di Badan Meteorologi Korea Selatan.
Baca: Korea Utara Dihukum, Trump Berterima Kasih ke Cina dan Rusia
Para pengamat luar belum berhasil mengkonfirmasi klaim itu meskipun hal tersebut dinilai memungkinkan dilakukan rezim Korea Utara.
Jika klaim Korea Utara ini benar, uji coba itu menjadi langkah besar Korea Utara dalam upaya mengembangkan bom nuklir yang bisa diluncurkan dan mencapai Amerika Serikat.
Daya ledak bom hidrogen bisa lebih besar dibanding daya ledak bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Jepang pada Perang Dunia II. Pemerintah Amerika pernah melakukan uji coba peledakan bom hidrogen pada 1950-an.
Dampak ledakan bom hidrogen Amerika ini mencapai sekitar 10 ribu kiloton. Artinya, daya ledak bom hidrogen Korea Utara ratusan kali lebih besar dibanding bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945.
Para ahli meyakini daya ledakan bom hidrogen Korea Utara itu mencapai 140 kiloton. Artinya, daya ledaknya delapan kali lebih kuat dibanding bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, yang masing-masing sekitar 15 kiloton dan 20 kiloton.
Baca: 3,5 Juta Warga Korea Utara Daftar Relawan Perang
Dari mekanisme kerjanya, bom atom terjadi akibat pembelahan (fission) inti atom. Mekanisme ini sebenarnya sama dengan cara kerja pembangkit listrik tenaga atom. Sedangkan bom hidrogen menggunakan dua mekanisme, yaitu pembelahan dan penggabungan (fussion) inti atom untuk menghasilkan energi ledakan. Proses ini sama dengan mekanisme matahari dan bintang lain saat berpijar.
Bom H atau bom hidrogen juga dikenal sebagai bom thermonuclear. Sebab, bom ini membutuhkan suhu tinggi untuk memulai proses penggabungan inti atom (fussion). Bom H meledak dalam dua tahap. Pada tahap pertama, terjadi pembelahan atom yang menimbulkan ledakan dengan suhu tinggi. Suhu yang tinggi ini memicu terjadinya penggabungan inti atom yang juga menimbulkan ledakan.
Saat bom atom dijatuhkan di Jepang, tentara Amerika membutuhkan pesawat besar untuk membawanya melintasi kawasan udara Negeri Matahari Terbit itu. Lalu bom tersebut dijatuhkan dari pesawat.
Dengan daya ledak yang jauh lebih besar, bom H bisa dibuat jauh lebih kecil dan dipasang pada hulu ledak rudal balistik antarbenua.
Bom H merupakan standar bom utama yang dimiliki lima negara super power nuklir, yaitu Rusia, Amerika, Prancis, Cina, dan Inggris. Sejumlah negara lain diduga telah memiliki bom H, termasuk Korea Utara, atau sedang berupaya membuatnya meskipun ada larangan global untuk pengembangan bom H.
ASSOCIATED PRESS | NEW YORK TIMES | BUDI RIZA