TEMPO.CO, Yangon-Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi menjelaskan kepada Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan bahwa pemerintahannya melindungi semua penduduk Rakhine dengan cara yang terbaik termasuk memberikan apa yang menjadi hak etnis Rohingya.
Baca: Surat Terbuka Peraih Nobel Kritik Aung San Suu Kyi Soal Rohingya
"Kami tahu betul, lebih dari kebanyakan, apa artinya hak asasi manusia dan perlindungan demokrasi. Jadi kami memastikan bahwa semua orang di negara kami berhak untuk melindungi hak-hak mereka dan bukan hanya di dalam politik tapi sosial dan kemanusiaan," kata Suu Kyi kepada Erdogan seperti diunggah di akun FB kantornya dan dikutip Reuters, Selasa, 5 September 2017.
Suu Kyi juga menjelaskan Erdogan mengenai banyak informasi yang keliru disebarkan untuk mempromosikan kepentingan para teroris. Sementara pemerintahannya justru bekerja keras untuk memastikan bahwa terorisme tidak menyebar ke seluruh Rakhine.
Suu Kyi merujuk pada unggahan foto-foto di akun Twitter Deputi Perdana Menteri Turki tentang situasi di Rakhine yang kemudian dihapusnya karena ternyata foto-foto itu bukan terjadi di Myanmar.
Baca: Aung San Suu Kyi Bantah Terjadi Pembantaian terhadap Rohingya
"Dia mengatakan informasi palsu seperti itu menimbulkan puncak gunung es yang salah informasi untuk menciptakan banyak masalah antara negara-negara berbeda dengan tujuan mempromosikan kepentingan para teroris," ujar pernyataan dari kantor Suu Kyi.
Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian, telah mendapat kecaman dari berbagai pihak termasuk masyarakat internasional karena diam tentang pembunuhan massal dan etnis Rohingya yang dianiaya.
Sedikitnya 125.000 pengungsi Rohingya telah melintasi perbatasan Bangladesh hanya dalam waktu 2 minggu setelah militer Myanmar melakukan tindakan keras pada 25 Agustus 2017. Kekerasan meningkat setelah serangan terkoordinasi terhadap pos-pos perbatasan yang oleh kelompok milisi Rohingya yang menyebut dirinya ARSA.
Setelah percakapan telepon Erdogan dengan Aung San Suu Kyi, juru bicara kepresidenan Turki mengumumkan Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (TIKA) akan diizinkan mengirimkan 1.000 ton bantuan bagi etnis minoritas Rohingya.
REUTERS|CNN|YON DEMA