Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rohingya, Minoritas yang Paling Dipersekusi di Dunia

image-gnews
Pengungsi Rohingya melintasi jalanan berlumpur setelah melewati perbatasan Bangladesh-Myanmar di Teknaf, Bangladesh, 3 September 2017. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Pengungsi Rohingya melintasi jalanan berlumpur setelah melewati perbatasan Bangladesh-Myanmar di Teknaf, Bangladesh, 3 September 2017. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Iklan

TEMPO.CO, Yangoon— Warga minoritas Muslim Rohingya kembali menjadi tajuk utama di media massa menyusul operasi militer terbaru Myanmar yang memaksa 90 ribu penduduknya lari ke Bangladesh selama sepekan terakhir.

1. Siapa Muslim Rohingya?

Mereka adalah kaum minoritas Muslim yang menggunakan etnis bahasa Rohingya —bahasa yang mirip dengan bahasa Bengali. Mereka tinggal di Rakhine (sebelumnya disebut Arakan), negara bagian termiskin di Myanmar . Mereka berjumlah sekitar satu juta orang dari total 50 juta penduduk Myanmar.

Saat ini sekitar 140.000 warga Rohingya tinggal di kamp konsentrasi di Rakhine dan tak bisa bebas bepergian tanpa izin pemerintah setempat.

Organisasi Nasional Rohingya Arakan (ARNO) menyatakan bahwa orang-orang ini telah bermukim di Myanmar sejak abad ke-15. Nenek moyang mereka berasal dari bangsa Arab, Moor, Pathan, Moghul, Bengali, dan beberapa orang Indo-Mongoloid.

Sedangkan ahli sejarah dan warga Myanmar menuding warga Rohingya merupakan imigran yang dibawa penjajah Inggris dari Bangladesh.

2. Mengapa Rohingya tak diakui pemerintah Myanmar?

Pada 1982, pemerintah Myanmar mengeluarkan undang-undang yang menyatakan bahwa rakyatnya adalah warga yang telah menetap di negara tersebut sebelum kemerdekaan pada 1948. Dalam undang-undang itu hanya 135 etnis yang diakui.

Kelompok minoritas yang ingin secara resmi diakui harus menunjukkan dokumen sebagai bukti bahwa nenek moyang mereka hidup di Myanmar (dulu disebut Burma) sebelum 1823.

Warga Rohingya mengklaim bahwa leluhur mereka telah tinggal di Myanmar sejak ratusan tahun yang lalu. Namun, mereka tidak memiliki dokumentasi yang tepat untuk membuktikan klaim tersebut karena kerap ditolak pemerintah sejak dulu.

Pada 2014, Myanmar membuat sebuah rencana kontroversial untuk memecahkan masalah ini: Pemerintah akan memberikan kewarganegaraan bagi kaum Rohingya jika mereka mengubah etnis mereka sebagai Bangladeshi atau warga Bangladesh.

Ini berarti pengakuan bahwa kelompok ini adalah ilegal di negara itu, sebuah ide yang ditolak oleh sebagian besar komunitas Rohingya.

3. Persekusi terhadap Rohingya akibat tak diakui

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena dianggap sebagai pendatang haram meski telah hidup di Myanmar selama beberapa generasi, warga Rohingya  kesulitan untuk memenuhi hak mereka memperoleh pendidikan, bekerja, bepergian, menikah, beribadah hingga mendapat layanan kesehatan.

Mereka tak dapat memilih dalam pemilu, dipilih menjadi wakil rakyat atau pejabat pemerintah hingga berprofesi di dunia medis maupun hukum. Dan meski dapat melalui tes kewarganegaraan, status mereka adalah naturalisasi hal yang ditentang Rohingya.

Bahkan pada Oktober 2012, presiden Myanmar saat itu, Thein Sein meminta PBB untuk merelokasi warga Rohingya ke negara lain. “Kami akan mengurus warga kami, tapi Rohingya masuk ke Myanmar secara ilegal dan kami tak bisa menerima mereka di sini.”

4. Mengapa Rohingya lari dari Myanmar?

Rohingya mengalami diskriminasi selama beberapa dekade terakhir, yang mengakibatkan mereka berupaya melarikan diri dari Myanmar. Sebuah laporan New York Times menyatakan bahwa “mereka telah ditolak kewarganegaraan dan diusir dari rumah mereka, tanah mereka disita, dan mereka diserang oleh militer”.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan mengakui bahwa masyarakat Rohingnya sebagai salah satu kaum minoritas yang paling teraniaya di dunia.

Sebuah insiden besar melibatkan mereka terjadi pada 2012, ketika umat Islam Rohingya dituduh terlibat dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang wanita Budha di Myanmar. Hal ini mengakibatkan serangkaian serangan sektarian antara umat Buddha di Rakhine dan Muslim Rohingya. Sebuah laporan mengatakan sedikitnya 90 orang tewas dan 3.000 rumah hancur akibat kekerasan tersebut.

Pemerintah Myanmar bertindak dengan membatasi 140 ribu Rohingya dalam sebuah kamp pengungsian yang dibatasi dengan kawat berduri. Kamp-kamp tersebut menerima sumber makanan dan bantuan medis yang sangat minim, sehingga mengakibatkan kelaparan dan penyakit, bahkan kematian. Polisi setempat juga melarang Rohingya meninggalkan kamp.

Kondisi yang sangat tak manusiawi ini membuat warga Rohingya tak tahan lagi dan memilih pergi ke sejumlah negara seperti Bangladesh dan Malaysia. UNHCR mencatat sejak 2012 sebanyak 110 ribu warga Rohingya lari ke Thailand, Filipina dan Malaysia.

Tiga bulan pertama 2015 bahkan pengungsi Rohingya atau manusia perahu mencapai 50 ribu orang atau dua kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya.

AL JAZEERA | THE NEW YORK TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

1 hari lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

2 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

7 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

8 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.


Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

10 hari lalu

Pengungsi etnis Rohingya membawa bantuan paket Lebaran dari Human Appeal Australia di tempat penampungan bekas kantor Imigrasi di Desa Blang Mee, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Selasa, 9 April 2024. Paket Lebaran yang berisi bahan pokok makanan harian itu diberikan kepada 252 jiwa pengungsi etnis Rohingya untuk menyambut Idul Fitri 1445 H di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya


Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

13 hari lalu

Julie Bishop. Reuters
Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.


Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

15 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting


5 WNI Terjerat Online Scam di Myanmar

16 hari lalu

Judha Nugraha, Direktur perlindungan WNI & BHI Kementerian Luar Negeri. antaranews.com
5 WNI Terjerat Online Scam di Myanmar

Kementerian Luar Negeri sedang bekerja sama dengan KBRI Yangon dan KBRI Bangkok menangani kasus lima WNI terjerat online scam.


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

22 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

24 hari lalu

Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin pertemuan bilateral yang penting dengan Delegasi Parlemen Myanmar dalam Pengasingan di Sidang Parlemen Dunia (IPU) di Jenewa, Swiss.