TEMPO.CO, Seoul— Kepala Fungsi Penerangan Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) Seoul, Korea Selatan, M. Aji Surya, memberikan tanggapan mengenai kabar pemukulan terhadap seorang warga negara Indonesia (WNI) di Seoul. WNI yang diketahui bernama Jessica Setia itu dipukul oleh seorang penjaga kelab malam pada akhir pekan lalu.
Aji mengatakan pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Jessica dan dengan orang tua Jessica. Dalam komunikasi itu, ujar Aji, KBRI akan terus memberikan pendampingan kepada Jessica.
“KBRI sejak Ahad lalu terus berkomunikasi dengan para pihak, termasuk polisi. Kita bahkan sudah membicarakan masalah ini dengan orang tua Jessica. Ya, kami akan mengawal terus melalui kepedulian dan keberpihakan,” kata Aji kepada Tempo melalui pesan pendek pada Selasa 5 September 2017.
Baca: WNI Terluka Setelah Dianiaya Penjaga Klub Korea Selatan
Dia lalu menuturkan, kondisi Jessica saat ini sudah membaik, dan sudah mulai tenang. Aji menyebut, berdasarkan informasi terbaru yang ia dapat, Jessica sudah mulai kembali kuliah.
Aji menambahkan, aksi kekerasan terhadap WNI hal yang jarang terjadi di Korsel, terlebih bila kekerasan itu didasari oleh rasisme. Secara umum, tutur Aji, 40 ribu WNI di Korsel mendapatkan perlakuan yang baik. “Ada satu dua kasus, tapi tidak bisa dipakai untuk pengambilan kesimpulan.”
“Kami tidak memandang kasus ini sebagai rasisme. Secara umum, pemerintah dan masyarakat Korea Selatan memperlakukan warga asing asing dengan sahat baik, termasuk kepada WNI. Mereka dasar tentang pentingnya bersahabat,” Aji menjelaskan.
Pada Selasa petang waktu setempat pihak KBRI, menurut Aji, akan mendampingi Jessica bertemu dengan polisi Korea Selatan. "Kami optimistis (kasus ini) bisa diselesaikan,” ucap Aji.
Jessica Setia, seorang mahasiswi Indonesia berusia 21 tahun yang telah belajar di Korea Selatan selama 2 tahun terakhir, menderita luka sedalam 0,5 sentimeter di bibirnya dan memar di dagunya akibat dianiaya penjaga sebuah klub di Busan sekitar Jumat tengah malam.
Seperti dilansir The Korea Herald Ahad lalu, insiden terjadi ketika Jessica melihat temannya, warga Indonesia lain bernama Gabrielle didorong oleh penjaga pintu dan kartu identitasnya dibuang ke trotoar, Jessica langsung mendorong penjaga pintu bar tersebut.
Pengalaman dan kondisi luka Jessica di klub itu kemudian diunggah ke media sosial oleh temannya, Joshua Irwin. Kiriman tersebut menerima lebih dari 1.000 suka dan 200 komentar pada Ahad sore setelah pertama kali diunggah pada Sabtu pagi.
Banyak komentar yang dibuat oleh warga asing di Korea Selatan menunjukkan dukungan untuk Jessica dan kemarahan pada apa yang mereka anggap sebagai tindakan diskriminatif. Mereka juga berbagi perlakuan serupa yang mereka alami di sini.
SITA PLANASARI AQUADINI