TEMPO.CO, Canberra - Sekitar 300 pengunjuk rasa dari komunitas Rohingya Myanmar berkumpul di luar gedung Parlemen Australia seraya mendesak pemerintah melakukan intervensi guna mencegah kekerasan terhadap minoritas muslim Myanmar.
Juru bicara demonstran, Ahsan Haque, mengatakan, pemerintah Myanmar sebenarnya membersihkan etnis dan memberantas seluruh ras Rohingya.
Baca: Militer Myanmar Bunuh Kaum Rohingnya Termasuk Bayi
Mereka mendesak pemerintah Australia pemerintah Myanmar mengakhiri persekusi atau penarikan bantuan Australia ke negeri itu.
Desakan yang disampaikan di depan gedung parlemen tersebut tidak segera mendapatkan respon pemerintah Australia.
Selain di Negeri Kanguru, unjuk rasa menentang persekusi terhadap warga minoritas Rohingya juga terjadi di Indonesia.
Baca: Mengerikan, Kekerasan Tentara Myanmar terhadap Rohingya
Ratusan perempuan muslim berdemostrsai di luar gedung kedutaan besar Myanmar di Jakarta. Aksi ini dikawal ketat oleh puluhan polisi bersenjata dengan memasang kawat berduri setelah terjadi lemparan bom molotov ke keduaan pada Ahad, 8 Agustus 2017.
Unjuk rasa yang dikoordinir oleh kelompok Islam yang menamakan diri dengan Persahabatan Muslim Rohingya itu meneriakkan, "Selamatkan Rohingya, Bebaskan Rohignya, dan Hentikan Genosida Muslim di Myanmar."
AP | CHOIRUL AMINUDDIN