EMPO.CO, Manila- Sedikitnya 32 terduga pengedar narkoba tewas di jalan di sekitar Manila, ibukota Filipina dalam operasi anti- narkoba Presiden Rodrigo Duterte pada Selasa malam, 15 Agustus 2017.
Mereka tewas dalam baku tembak dengan polisi di Filipina di provinsi Bulacan, di pinggiran ibukota dalam kurun waktu 24 jam.
Baca: Duterte Janjikan Rp 528 Juta bagi Pembunuh Polisi Beking Narkoba
Polisi melakukan operasi dengan menyamar sebagai pembeli obat-obatan terlarang dari dealer yang dicurigai, di provinsi Bulacan, sebelah utara ibukota, Manila. Romeo Caramat Jr., Inspektur Polisi Provinsi Bulacan, mengatakan 67 polisi diturunkan dalam operasi itu.
Sejak berkuasa pada Juni 2016, Duterte telah melakukan tindakan keras yang agresif terhadap bisnis haram narkoba yang telah menewaskan sedikitnya 3.400 tersangka pengedar dan pengguna tewas.
Di Bulacan, provinsi berpenduduk sekitar 3,3 juta orang yang berada di utara Manila, telah terjadi banyak pembunuhan dan penangkapan tersangka kasus narkotba dalam beberapa bulan terakhir.
Baca: Polisi Filipina Tembak Mati Wali Kota, Istri, dan Geng Narkoba
"Jumlah tersangka yang tewas pada Selasa adalah yang tertinggi yang pernah terjadi di provinsi tersebut dalam satu malam, kata Caramat, seperti yang dilansir CNN pada 16 Agustus 2017.
Selain 32 orang tewas, 107 orang ditangkap dalam operasi anti-narkoba yang menjadi program utama Rodrigo Duterte sebagai presiden Filipina. Penggerebekan antara Senin sampai Selasa menimbulkan korban tewas terbesar dalam satu malam sejak petugas membunuh 16 orang, termasuk seorang wali kota, dalam sebuah serangan di sebuah kota di selatan pada tanggal 30 Juli lalu.
CNN|GUARDIAN|YON DEMA