TEMPO.CO, Sanaa – Pemerintah eksil Yaman menuding milisi Houthi menghalangi calon jemaah haji bertolak ke Arab Saudi. Hal ini dilakukan dengan menyita paspor lebih dari 2.000 jemaah haji dan menghalangi kepergian ratusan orang lainnya yang berasal dari daerah di bawah kendali kelompok itu.
Seperti dilansir Al Arabiya, Senin 14 Agustus 2017, Wakil Menteri Luar Negeri Awqaf untuk Departemen Haji dan Umrah di Yaman, Mukhtar al-Rabash, mengatakan para jemaah itu dihalangi bepergian ke ke pelabuhan provinsi Wadiah dari Hadramout.
Baca Juga:
Hal ini menyebabkan penundaan jadwal kedatangan haji ke Mekah sesuai kesepakatan dengan pemerintah Arab Saudi.
Meski begitu, kloter pertama jemaah calon haji Yaman tiba di Arab Saudi pada Sabtu lalu setelah melakukan perjalanan darat melintasi pintu perbatasan Al-Wadi’ah di provinsi Hadramaut, Yaman Selatan.
Baca: WHO Ingatkan Wabah Kolera pada Musim Haji di Arab Saudi
Ini merupakan satu-satunya perlintasan perbatasan darat menuju Arab Saudi yang masih dibuka.
Pintu perlintasan Al-Wadi’ah sendiri di wilayah yang mayoritas pendukung pemerintah sah Yaman yang didukung Arab Saudi. Warga dari berbagai provinsi Yaman harus menuju Hadramaut untuk bisa melaksanakan haji tahun ini.
Total jamaah dalam rombongan ini sebanyak 1700 jamaah dari total 24.255 jamaah yang tahun ini akan melaksanakan haji ke Tanah Suci.
Kloter pertama ini seharusnya memasuki wilayah Saudi pada Jumat. Hal itu terjadi karena bus yang mengangkut jamaah terlambat datang.
Milisi Syiah Houthi mulai melakukan kudeta pada 2014 dan menguasai ibu kota Sana’a. Presiden berkuasa, Rabbuh Mansur Al-Hadi, dan kabinetnya terpaksa lari ke Arab Saudi untuk mencari perlindungan.
Menanggapi itu, pada 25 Maret 2015, koalisi sepuluh negara yang dipimpin Arab Saudi mulai menembakkan rudal udara ke target Houthi setelah Presiden Yaman yang digulingkan, Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi, meminta bantuan.
Namun Amnesty International menyatakan koalisi pimpinan Saudi yang melakukan operasi militer di Yaman telah gagal mencegah timbulnya korban dari warga sipil. Ribuan warga sipil tewas, termasuk anak-anak, akibat serangan militer koalisi Saudi dan bencana kolera.
AL ARABIYA | SPA | YON DEMA | SITA