TEMPO.CO, Charlottesville-Bentrokan antara kelompok supremasi kulit putih melawan penentangnya di Charlotteville, Virginia, Amerika Serikat dipicu oleh rencana pemerintah kota memindahkan patung Robert E.Lee, jenderal yang kontraversial saat ini.
Selama ini, warga kota Charlottesville terbelah dalam memandang patung Lee, jenderal di masa Perang Sipil abad 18 yang satu kelompok masyarakat menganggapnya rasis dan berperilaku kejam kepada budak-budaknya dan kelompok yang mengaguminya sebagai pahlawan pemersatu Amerika Serikat.
Baca: 3 Tewas dalam Bentrokan Pawai Supremasi Kulit Putih di Amerika
Kelompok supremasi kulit putih di Virginia jelas menolak rencana pembongkaran dan pemindahan patung Lee. Sementara penentangnya mendukung rencana pemerintah kota Virginia.
Rencana pemindahan monumen Lee ini sudah berlangsung sekitar 4 tahun. Mengutip New York Times, rencana pemindahan patung Lee muncul dalam diskusi saat berlangsung Virginia Festival of the Book tahun 2013, festival yang digelar setiap tahun di distrik Albemarle termasuk Charlottesville.
Anggota Dewan Kota Charlotesville saat itu, Kristien Szakos, mempertanyakan apakah kota ini sebaiknya mendiskusikan pemindahan patung Lee.
Gara-gara itu Szakos menerima ancaman melalui telepon dan email.Dan rentetan peristiwa berdarah pun terjadi. Sebulan setelah Szakos berbicara di acara itu, terjadi penembakan yang mematikan terhadap Trayvon Martin, 17 tahun di Florida oleh George Zimmerman dan penembakan Michael Brown, 18 tahun oleh polisi di Ferguson.
Baca: Wakil Presiden Pence: Supremasi Kulit Putih Keluar dari Amerika
Pada tahun 2015, terjadi debat mengenai bendera Konfedereasi di wilayah negara bagian di Selatan seperti South Caroline, Texas dan Louisiana. Negara-negara ini menginginkan monumen simbol supremasi kulit putih dibongkar. Namun kelompok penentangnya menuding negara-negara bagian di selatan itu berusaha menghapus sejarah.
Di tahun yang sama, seseorang di Charlottesville menghapus tulisan "Black Lives Matter" yang tertera di patung Lee. Namun kemudian tulisan segera diperbaiki kembali.'
Di tengah banyak tekanan dari kelompok yang menolak patung Lee dipindahkan atau dibongkar, Dewan kota Charlottesville tidak surut langka.
Wes Bellamy, Wakil Wali kota Charlottesville tampil memimpin usaha membongkar monumen Lee pada tahun 2016. Ia mengatakan akan menunjuk komisi untuk mendiskusi rencana pembongkaran patung Lee.
"Saat saya melihat banyaknya orang di sini yang begitu ingin mengkoreksi sesuatu yang mereka rasa seharusnya telah berakhir pada masa lalu, saya mendukung," kata Bellamy di hadapan kerumunan orang.
Ucapan Bellamy pun menimbulkan perpecahan di masyarakat.
Baca: Kutuk Kerusuhan di Virginia, Donald Trump Justru Tuai Kecaman
Pada Februari 2017, Dewan Kota memungut suara untuk membongkar patung itu. Kelompok penentang menuding Dewan Kota tidak punya wewenang untuk membongkarnya.
Pada Mei, kelompok nasionalis kulit putih berkumpul menggelar unjuk rasa di Charlottesville.
Sebagai jalan tengah, Dewan Kota mengubah nama taman tempat patung Lee berada menjadi Taman Emansipasi dari sebelumnya Taman Lee.
Kelompok nasionalis kulit putih tidak terima dan mereka bersatu menentang perubahan nama taman itu. Mereka menggelar pawai yang diberi nama Unite the Right atau Kanan Bersatu pekan ini. Ini pawai terbesar yang pernah terjadi.
"Ini hak Amandemen Pertama. Ini hak setiap warga Amerika untuk menyampaikan pemikiran mereka bebas dari intimidasi. Itu sebabnya saya memutuskan untuk melakukannya, " kata Jason Kessler, pemimpin aksi Kanan Bersatu pada hari Kamis, 10 Agustus 2017.
Dan, pada hari Sabtu, 13 Agustus 2017, bentrokan besar dan mematikan pecah antara kelompok supremasi kulit putih dan penentangnya di Charlottesville, Virginia, . Dan keputusan atas nasib patung Lee, jenderal besar Amerika Serikat yang namanya diabadikan di prangko, belum jelas.
NEW YORK TIMES | CNN | CHICAGO TRIBUNE | MARIA RITA