TEMPO.CO, Charlottesville—Pemerintah Negara Bagian Virginia, Amerika Serikat mengumumkan status darurat menyusul bentrokan mematikan pasca- pawai kelompok supremasi kulit putih di Kota Charlottesville pada Sabtu waktu setempat.
Seperti dilansir Politico, Ahas 13 Agustus 2017, Gubernur Virginia Terry McAuliffe mengumumkan kondisi darurat setelah pada Sabtu petang kekerasan antara kubu kelompok supremasi kulit putih dan kubu berseberangan, pecah.
Seorang perempuan berusia 32 tahun tewas dan 19 lainnya terluka setelah sebuah mobil berwarna abu-abu menabrak massa anti-kulit putih di dekat kampus Universitas Virginia. Korban tewas bertambah menjadi tiga orang setelah sebuah helikopter pengintai kepolisian jatuh dan menewaskan dua penumpangnya.
Baca: 3 Tewas dalam Bentrokan Pawai Supremasi Kulit Putih di Amerika
Pawai yang diwarnai slogan-slogan kebencian ini sebagai persiapan untuk demo besar-besaran yang akan digelar di Taman Emansipasi pada hari ini.
Kelompok yang berkumnpul di Charlottesville meliputi sejumlah tokoh terkenal dalam gerakan supremasi kulit putih seperti David Duke, motor penggerak kelompok Ku Klux Klan, dan Richard Spencer, pemimpin sayap kanan yang pernah menggunakan salam Nazi dalam konferensi kemenangan Trump pada November lalu di Washington D.C.
Kelompok supremasi kulit putih “Unite the Right” yang berpawai dengan obor bentrok dengan kelompok penentang.
Kedua kubu saling melempar botol air hingga semprotan zat kimia. Beberapa pria berseragam milisi dan membawa perisai secara terbuka menodongkan senapan otomatis.
Polisi anti-huru hara bertindak dengan menembakkan gas air mata. Beberapa wartawan ikut terkena dampak gas air mata saat meliput kerusuhan.
Seorang blogger pro-kulit putih, Jason Kessler, mengatakan demo besar-besaran digelar untuk untuk memprotes keputusan Pemerintah Kota Charlottesville yang akan memindahkan patung Jenderal Robert E. Lee dari taman kota.
Pawai itu dimulai sejak Jumat malam, di mana ratusan demonstran pro-kulit putih berbaris melewati kampus University of Virginia dengan membawa obor. Pihak universitas mengatakan satu orang ditangkap dan beberapa orang terluka.
Media lokal melaporkan, setidaknya 1.000 pasukan keamanan dikerahkan ke tempat kejadian.
Baca: Kutuk Kerusuhan di Virginia, Donald Trump Justru Tuai Kecaman
“Manajer Kota Maurice Jones dan Eksekutif Interim County Doug Walker secara bersamaan mengeluarkan ‘Deklarasi Darurat Lokal’,” kata Kepolisian Charlottesville dalam sebuah pernyataan.
”Pernyataan bersama ini memungkinkan pejabat setempat meminta personel keamanan tambahan jika diperlukan untuk menanggapi kejadian yang sedang berlangsung di masyarakat yang saat ini dilokalisasi di pusat Kota Charlottesville,” lanjut pernyataan polisi.
Ibu Negara AS Melania Trump mengecam kekerasan dalam pawai tersebut. ”Negara kita mendorong kebebasan berbicara, tapi mari kita berkomunikasi tanpa membenci. Tidak ada yang baik berasal dari kekerasan,” kicau Melania di Twitter.
Bentrokan di sekitar kampus University of Virginia pecah, setelah massa supremasi kulit putih meneriakkan slogan anti-migran dan anti-Yahudi. ”Orang Yahudi tidak akan menggantikan kita,” teriak massa.
Presiden Universitas of Virginia, Teresa Sullivan, mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengecam tindakan para pemrotes. “Saya sangat sedih dan terganggu oleh perilaku kebencian yang ditunjukkan oleh pemrotes obor yang berbaris di halaman kami malam ini,” tulis dia.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat mengutuk bentrokan antara demonstran pro-kulit putih dan kelompok penentang di Virginia, Amerika Serikat. Namun pernyataannya menuai kecaman karena Trump menolak menyebut kubu supremasi kulit putih sebagai pmeicu kerusuhan.
IB TIMES | POLITICO | SITA PLANASARI AQUADINI