TEMPO.CO, Washington - Presiden Donald Trump menyatakan pasukan Amerika Serikat akan dikirim ke Venezuela untuk mengatasi krisis politik dan ekonomi yang membuat penduduk negara itu menderita dan sekarat. Pejabat Venezuela sebelumnya telah mencium rencana Amerika untuk melakukan invasi.
Venezuela tengah dilanda kerusuhan akibat gejolak politik dalam beberapa hari terakhir. Kelompok oposisi ingin mengakhiri pemerintah Presiden Nicolas Maduro yang diklaim diktator. Maduro bertahan dan melakukan berbagai manuver politik dan keamanan demi kelangsungan pemerintahannya.
Baca: Krisis Venezuela, AS Bekukan Aset Presiden Maduro
"Orang-orang menderita dan mereka sekarat. Kami memiliki banyak pilihan untuk Venezuela termasuk kemungkinan pilihan militer jika diperlukan," kata Trump, seperti yang dilansir The Star pada 12 Agustus 2017.
Lebih dari 120 orang telah terbunuh di Venezuela dan ribuan lainnya ditangkap dalam kerusuhan selama lebih dari empat bulan.
Rencana invasi Amerika Serikat sudah lama disuarakan oleh aparat berwenang Venezuela. Seorang mantan jenderal militer Venezuela awal tahun ini mengungkapkan beberapa rudal anti-pesawat telah ditempatkan di sepanjang pantai negara tersebut untuk kemungkinan itu.
Baca: Maduro Klaim Menang Pemilihan Parlemen Venezuela, Jadi Diktator?
Di Washington, Pentagon mengatakan militer siap mendukung upaya untuk melindungi warga negara Amerika Serikat dan kepentingan nasionalnya.
Amerika Serikat memberi sanksi kepada Maduro dan pejabat Venezuela lainnya pada Juli lalu setelah presiden Venezuela itu membentuk majelis konstituen yang dijalankan oleh loyalis Partai Sosialis-nya dan melemahkan tokoh-tokoh oposisi. Pemilihan majelis untuk merumuskan ulang konstitusi negara tersebut mendapatkan kecaman internasional dan para kritikus.
Opsi Trump tentang kemungkinan invasi militer ke Venezuela dilontarkan bersamaan dengan ancaman untuk menyerang Korea Utara setelah Pyongyang kerap mengancam untuk merudal Amerika atau sekutu-sekutunya.
REUTERS | THE STAR | YON DEMA