TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 120 pengungsi asal Somalia dan Ethiopia menjadi korban kekejaman penyelundup yang sengaja mendorong dan menenggelamkan mereka ke laut di perairan Yaman. Penyelundup tak ingin ditangkap aparat penjaga pantai.
Akibatnya, sedikitnya 20 pengungsi hilang, dan sebuah makam berisi sejumlah korban yang tewas ditenggelamkan ditemukan di tepi pantai.
Baca: Pengungsi Marawi Tewas di Tempat Penampungan, Mengapa?
Staf Organisasi Migrasi Internasional, IOM, yang menemui para korban menjelaskan, pihaknya menemukan makam berisikan 29 jasad di tepi pantai Shabwa, Yaman.
IOM memperkirakan makam tersebut dibuat hanya beberapa saat setelah penenggelaman itu terjadi.
"Yang tewas segera dimakamkan oleh mereka yang selamat dari tindakan mematikan penyelundup," kata staf IOM seperti dikutip dari CNN, 10 Agustus 2017.
Baca: Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
Menurut Ketua Misi IOM, Laurent de Boeck, mereka yang selamat menuturkan kepada staf IOM tentang tindakan keji penyelundup yang sengaja menenggelamkan mereka di laut begitu melihat aparat berjaga-jaga di dekat perairan Shabwa, Yaman.
"Mereka juga mengatakan kepada kami bahwa penyelundup telah kembali ke Somalia untuk melanjutkan bisnisnya membawa lebih banyak pengungsi ke Yaman dengan rute yang sama," kata Laurent de Boeck.
Sebagian besar pengungsi Somalia dan Ethiopia yang diselundupkan itu berusia 16 tahun.
Dalam pernyataannya, IOM mengecam tindakan penyelundup sebagai tindakan mengejutkan dan tidak manusiawi karena sengaja menenggelamkan para pengungsi di perairan Yaman.
CNN | MARIA RITA