TEMPO.CO, Teheran - Presiden Iran Hassan Rouhani, Rabu, 9 Agustus 2017, menunjuk lebih banyak perempuan dalam kabinetnya. Mereka didapuk untuk menempati posisi dua Wakil Presiden dan satu kursi menteri.
Namun penunjukan ini tetap tidak mengubah susunan kaum laki-laki di kursi Kementerian.
"Penunjukan itu mendapatkan kritik dari kelompok reformis karena porsi perempuan di pemerintahan dianggap masih kurang," tulis Reuters.
Baca: Pemimpin Dunia Hadiri Pelantikan Presiden Rouhani
Massoumeh Ebtekar, yang pernah menjabat sebagai Kepala Departemen Lingkungan Hidup di pemerintahan Rouhani sebelumnya, ditunjuk menjadi Wakil Presiden Urusan Perempuan dan Keluarga.
Sedangkan Laya Joneidi dipercaya sebagai Wakil Presiden Urusan Hukum. Adapun perempuan lainnya, Shahindokht Molaverdi, menjadi Asisten Presiden Urusan Sipil.
Kepercayaan Rouhani yang diberikan kepada kaum perempuan Rabu kemarin itu sebagai wujud janji kampanyenya ketika menjelang pemilihan presiden yang digelar pada Mei 2017. Dalam pidato kampanye, Rouhani menekankan pentingnya hak perempuan dalam pemerintahan dan masyarakat.
Baca: Hassan Rouhani Unggul Telak Pemilu Presiden Iran
Meskipun telah memberikan kepercayaan kaum perempuan menduduki posisi penting di pemerintahan, Rouhani tetap mendapatkan caci maki dari kaum reformis.
Menurut mereka, Rouhani tidak menyertakan sejumlah perempuan dalam susunan kabinet yang diundang dalam pertemuan dengan parlemen, Selasa, 8 Agustus 2017.
Tampak foto para anggota kabinet Rouhani terdiri dari kaum laki-laki berjanggut beredar luas di jejaring media sosial.
"Saya tidak lupa, bagaimana orang-orang itu mengumpulkan suara untuk Rouhani," kritik seorang pengguna akun Twitter di Farsi. "Apa yang terjadi dengan pemerintahan reformis ini, kita mengemis hanya untuk jabatan seorang perempuan di pemerintahan."
Pendahulu Hassan Rouhani dari kelompok garis keras, Mahmoud Ahmadinejad, menyertakan satu orang perempuan di kabinetnya meskipun penunjukan itu ditentang oleh para ulama Iran.
REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN