TEMPO.CO, Kuala Lumpur— Pemerintah Malaysia melancarkan penyelidikan tentang kerugian besar-besaran bank sentral saat Mahathir Muhammad berkuasa sebagai perdana menteri lebih dari dua puluh tahun lalu.
Seperti dilansir Channel NewsAsia, Selasa 8 Agustus 2017, penyelidikan tersebut dapat mengakibatkan tuntutan pidana terhadap Mahathir.
Komisi Penyelidikan Kerajaan yang beranggotakan 5-orang akan menyelidiki berapa besar kerugian bank sentral dalam jual-beli mata uang pada 1990-an dan menentukan apakah ada yang ditutup-tutupi. Laporan awal komisi ini akan diumumkan pada 21 Agustus mendatang.
Baca: Mahathir Mohamad Kritik Pedas Najib Razak
Penyelidikan dilakukan setelah pemerintah mengatakan penyelidikan awal mendapati bahwa besarnya kerugian lebih besar daripada jumlah yang dilaporkan kepada Kabinet dan Parlemen.
Berdasarkan laporan sementara, kasus ini merugikan Bank Sentral Malaysia hingga US$ 10 miliar. Pada April lalu, Mahathir menegaskan dirinya siap diperiksa dalam kasus tersebut.
Mahathir, 92 tahun, memimpin Malaysia selama 22 tahun sebelum mengundurkan diri pada 2003.
Para pemuka oposisi mengecam penyelidikan itu sebagai muslihat politik untuk memburuk-burukkan Mahathir hanya beberapa bulan setelah ia membentuk partai politik baru.
“ Ini adalah balas dendam politik terhadap Mahathir oleh Najib Razak menyusul skandal korupsi IMDB,” kata Lim Kit Siang, anggota parlemen dari kubu oposisi.
"Saya rasa pemerintah Malaysia berusaha menghukum Mahathir bertepatan menjelang waktu pemilihan umum."
Mahathir kini memang memimpin koalisi oposisi yang bertujuan untuk melengserkan Perdana Menteri Najib Razak dalam pemilihan umum yang akan diadakan pertengahan tahun 2018
Dana tersebut sedang diselidiki di beberapa negara atas pencucian uang. Najib telah membantah melakukan kesalahan.
Pemerintah Malaysia telah mengatakan pihaknya tidak menemukan pelanggaran pidana di 1MDB. Tetapi dana itu telah menjadi pusat penyelidikan di Amerika dan beberapa negara karena tuduhan penggelapan global dan pencucian uang.
Najib mendirikan lembaga investasi pelat merah itu tidak lama setelah menjadi perdana menteri Malaysia pada 2009 untuk menggalakkan proyek-proyek pembangunan ekonomi. Tetapi dana tersebut menimbun milyaran dolar hutang dan diduga justru mengalir ke kantong pejabat, termasuk Najib dan keluarganya.
Mahathir Muhammad pun mempelopori seruan agar Najib meletakkan jabatan karena skandal milyaran dolar investasi dana negara 1MDB yang dililit hutang.
CHANNEL NEWSASIA | YAHOO NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI