TEMPO.CO, Teheran - Pemimpin Agung Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamenie, secara rssmi menyetujui Hassan Rouhani menjabat sebagai presiden iran untuk kedua kalinya.
Dalam sebuah acara pelantikan yang digelar di Teheran pada Kamis, 3 Agustus 2017, Ayatullah Khamenei memberikan persetujuannya Rouhani sebagai presiden sekaligus memberrikan surat keputusan.
Baca: Dituduh Korupsi, Adik Presiden Iran Hassan Rouhani Ditahan
Di surat keputusan tersebut, Ayatullah Khamenei mengatakan, dia mendukung hasil pemungutan suara sehingga terpilihnya Hassan Rouhani sebagai Presiden Iran ke-12.
"Saya mendukung hasil pemungutan suara dan menunjuuk Anda sebagai Presiden Republik Iran," kata Khamenei pada acara pelantikan di Teheran, Kamis, yang dihadiri oleh seluruh pejabat Iran dan utusan negara asing.
Rouhani, 68 tahun, dari kelompok moderat, menjadi pemenang dalam pemilihan umum Iran pada Mei 2017.
Pada acara pelantikan Rouhani tampak hadir bekas Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad yang dicegah mengikuti pemilihan presiden dan pesaing
Rouhani dari garis keras ulama Ebrahim Raisi.
Baca: Pilpres Iran, Pertarungan Garis Keras dan Moderat
Usai acara pelantikan Rouhani berjanji akan melakukan persatua di pemerintahannya.
"Saya mengulurkan tangan saya untuk siapa saja yang mencari kehebatan di negara ini," ucapnya dalam pidato pelantikan seraya berjanji akan tetap menjaga hubungan dengan masyarakat dunia.
Baca: Calon Presiden Iran 950 Orang, Hassan Rouhani Ikut Mendaftar
"Kami tidak akan pernah menerima isolasi," kata Rouhani.
"Kesepakatan nuklir adalah sebaga sebuah sinyak keinginan Iran menuju ke panggung internasional," katanya mengacu pada persetujuan nuklir 2015 dengan ean negara kuat dunia.
IRAN FRONT PAGE | RFR | CHOIRUL AMINUDDIN