TEMPO.CO, Yerusalem - Pemuda Palestina, 25 tahun, menjadi korban tewas kelima menyusul penjagaan ketat pasukan Israel di Masjid Al Aqsa selama dua pekan ini. Muhammad Kanan yang ditembak di bagian kepala tiga hari sebelumnya, tewas pada Kamis, 27 Juli 2017, di sebuah rumah sakit di daerah pendudukan Ramallah, Tepi Barat.
Baca: Begini Kronologi Kekerasan Selama Sepekan di Masjid Al Aqsa
Menurut keterangan Kementerian Kesehatan Palestina, Kanan dibedil tentara Israel ketika bergabung dengan ribuan pengunjuk rasa Palestina di kota kelahirannya di Hisma, Yerusalem, untuk menentang penjagaan ketat kompleks Masjid Al Aqsa.
Dua pekan lalu, Israel memasang detektor metal dan kamera CTV di pintu gerbang Masjid al Aqsa, tempat suci ketiga bagi umat Islam selain Majidil Haram di Mekah dan Majid Nabawi di Madinah.
Baca: Setelah Dua Pekan, Muslim Palestina Kembali Salat di Al-Aqsa
Penjagaan ketat itu diduga terkait dengan insiden pada 14 Juli 2017, tiga pemuda Palestina menyerang pasukan keamanan Israel di kota tua Yerusalem. Akibat serangan tersebut, dua anggota polisi Israel tewas.
Warga Palestina menolak pemasangan kamera dan detektor metal di pintu masuk masjid karena dianggap bagian dari penguasaan Israel terhadap tempat suci umat muslim. Mereka juga berpendapat bahwa penjagaan ketat itu sebuah hukuman kolektif.
Meskipun Israel telah mencopot metal detektor dan kamera CCTV di pintu gerbang Masjid Al Aqsa, namun Israel melarang warga Palestina di bawah 50 tahun masuk ke dalam masjid ketika mereka akan menjalankan salat Jumat. "Warga Palestina akan mempertahankan Masjid Al Aqsa dan Yerusalem," ujar Jamal Zahalka, politikus Palestina di Knesset Israel.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN