TEMPO.CO, Jerusalem -Sebanyak 3 warga Palestina dan 3 warga Israel tewas dalam konflik terparah dalam beberapa tahun terakhir. Pemicu bentrokan paling berdarah ini adalah peraturan terbaru Israel yang mempersulit warga muslim Palestina beribadah di Masjid Al-Aqsa.
Mereka yang tewas pada hari Jumat, 21 Juli 2017 masing-masing 3 warga Palestina dan 3 warga Israel.
Baca: Presiden Palestina Mahmoud Abbas Kutuk Serangan di Masjid Al-Aqsa
Mengutip Reuters, 3 warga Palestina tewas dalam aksi kekerasan yang dipicu oleh pemakaian alat pendeteksi logam di pintu-pintu masuk ke Masjid Al Aqsa dan Temple Mount di kawasan Kota Tua di Jerusalem.
Ketiga warga Palestina yang tewas itu adalah Mohammed Sharaf, 17 tahun, Mohammad Hassan Abu Ghannam. Keduanya tewas terkena tembakan saat bentrok terjadi di Jerusalem Timur. Kemudian jatuh korban berikutnya bernama Mohammed Lafi, 18 tahun.
Beberapa jam kemudian, 3 warga Israel tewas ditikam di rumah mereka di perkampungan penduduk Yahudi di Tepi Barat. Ketiganya merupakan satu keluarga dua di antaranya pria berusia 60 dan 40 tahun, dan seorang wanita berusia 40 tahun.
Baca: Iran Hitung Mundur Kehancuran Israel Tahun 2040
Satu warga Israel yang terluka akibat penikaman merupakan wanita berusia 68 tahun. Saat ini dia masih dalam perawatan di rumah sakit.
Foto yang ditayangkan televisi Israel menunjukkan darah memenuhi dapur. Saat itu seseorang dengan menyamar masuk ke dalam rumah dan menyerang mereka yang sedang bersiap untuk makan malam.
Identitas penyerang warga Israel itu diketahui seorang pria Palestina berusia 19 tahun dari desa Khobar di Tepi Barat dekat ke Ramallah. Kabarnya, dia ditembak namun kondisinya belum diketahui pasti.
Masyarakat internasional telah meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mencabut detektor logam di Masjid Al-Aqsa yang memicu amarah warga Palestina. Namun tekanan dunia internasional tidak ditanggapi. Israel beralasan mereka mencegah penyelundupan senjata ke dalam masjid.
REUTERS | MARIA RITA