TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Kamerun dilaporkan membunuh dan menyiksa orang-orang yang diduga menjadi pendukung Boko Haram meskipun seringkali tanpa bukti.
Menurut laporan Amnesty International yang beredar di media massa, Kamis, 20 Juli 2017, hampir seluruh siksaan itu berlangsung di sebuah pangkalan militer yang juga digunakan oleh pasukan Amerika Serikat dan Prancis.
Dokumen Amnesty terbaru menyebutkan, 101 kasus penangkapan sewenang-wenang dan penyiksaan oleh pasukan Kamerun itu terjadi antara 2013 hingga 2017 di lebih dari 20 lokasi berbeda.
"Beberapa orang disiksa hingga tewas," bunyi laporan Amnesty.
Boko Haram, kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS, memilih basis peperangannya di Nigeria. Selanjutnya mereka meluaskan serbuan bersenjata di Kamerun, Chad dan Niger.
Amnesty mengatakan, Boko Haram telah membunuh lebih dari 20.000 orang dan memaksa 2,7 orang kehilangan tempat tinggal di negaranya.
"Kami berkali-kali mengutuk kejahatan perang yang dilakukan oleh Boko Haram," kata Alioune Tine, Direktur Regionalo Amnesty International untuk Afrika Barat dan Tengah.
"Meskipun demikian, tindakan terhadap orang-orang tak bersalah di Kamerun oleh pasukan keamanan tidak dapat dibenarkan," tambahnya.
Tine mengutuk kekerasan mengerikan yang dilakukan oleh pasukan Kamerun dengan menyebutnya sebagai kejahatan perang.
Dari 101 dokumen kejahatan yang dimiliki NGO ini, 32 orang menjadi saksi kematian rekan-rekannya di penjara. Menurut saksi, para korban itu termasuk perempuan, orang-orang cacat dan sakit jiwa.
"Mereka memaksa saya mengatakan jika saya mengetahui para anggota Boko Haram," ujar Amnesty mengutip saksi mata di tahanan.
"Saat itulah penjaga penjara mengikat tangan dan kaki saya ke belakang, selanjutnya memukuli saya dengan kabel listrik. Pada saat bersamaan, mereka menyiram saya dengan air."
"Mereka memukuli saya setengah mati," tambahnya.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamerun menuduh Amnesty International beritikad buruk.
"Pasukan kami profesional dan disiplin," kata juru bicara militer Kamerun, Kolonel Didier Badjeck kepada kantor berita Reuters.
Boko Haram adalah kelompok bersenjata yang ingin mendirikan sebuah kekhalifahan berdasarkan syariah Islam di Nigeria. Kelompok ini selanjutnya meningkatkan perjuangannya ke Kamerun, Chad dan Niger.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN