Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Oposisi Venezuela Gelar Referendum Tandingan untuk Lawan Maduro

image-gnews
Sejumlah warga Venezuela mengantri memberikan suara dalam pemilihan umum tidak resmi untuk menolak pemerintahan Presiden Nicolas Maduro di Bogota, Kolombia, 16 Juli 2017.  REUTERS/Jaime Saldarriaga
Sejumlah warga Venezuela mengantri memberikan suara dalam pemilihan umum tidak resmi untuk menolak pemerintahan Presiden Nicolas Maduro di Bogota, Kolombia, 16 Juli 2017. REUTERS/Jaime Saldarriaga
Iklan

TEMPO.CO, Karakas--Kubu oposisi Venezuela menggelar referendum tak resmi untuk melawan Presiden Nicolas Maduro, menyusul unjuk rasa berdarah yang menewaskan hampir 100 warga dalam tiga bulan terakhir.

Seperti dilansir Reuters, Senin 17 Juli 2017, referendum tandingan pada Ahad pagi waktu setempat.

Ada 3 pertanyaan yang diajukan kepada para pemilih. Mereka ditanyai apakah menolak majelis konstitusi, apakah mereka menginginkan pasukan bersenjata untuk mempertahankan konstitusi yang ada, dan apakah mereka ingin Pemilu digelar sebelum masa jabatan Maduro berakhir pada 2018.

Baca: Krisis Venezuela, Begini Serangan Brutal Pendukung Maduro

Namun jajak pendapat ini agaknya tak akan berpengaruh terhadap pemerintahan Venezuela dalam jangka pendek. Referendum ini pun belum menjadi solusi pasti dari kebuntuan politik di Venezuela.

Maduro sendiri telah menyatakan bahwa pemungutan suara itu sebagai hal ilegal.

Namun penggagas referendum tak menggubris pernyataan Maduro.

"(Meski) hujan, badai atau petir, referendum Minggu akan jalan terus!" kata pemimpin oposisi Henrique Capriles.

Persatuan Demokrat, koalisi 20 partai oposisi, mencetak 14 juta kertas suara bagi pemilih dalam negeri dan 31 juta untuk warga Venezuela di 80 negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hingga Ahad siang, jumlah peserta referendum di sejumlah tempat pemilihan suara membludak.

"Sejak kami buka pada pukul 7 pagi, antrean terus terjadi,” ujar Pedro Garcia, panitia pemilihan di kawasan penduduk El Valle, wilayah selatan ibu kota Karakas. Wilayah ini semula pendukung pemerintah, tetapi sejak barang-barang kebutuhan pokok menghilang, dukungan mereka terhadap pemerintah turun drastis.

Baca:  Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela? 

Kelompok oposisi ini berharap ada jutaan warga Venezuela yang ikut dalam pemungutan suara. Meski demikian, pegawai instansi pemerintahan tak bisa berpartisipasi atau mereka harus mencari cara agar tidak ketahuan.

Selain menggelar referendum, warga Venezuela baik di dalam maupun di luar negeri, menggelar unjuk rasa besar-besaran mendesak Maduro agar segera mundur. Mereka mengutuk upaya Maduro yang akan menggelar pemilihan khusus lembaga amandemen Konstitusi 1999 pada 30 Juli mendatang.

Oposisi yang kini berkuasa di parlemen Venezuela khawatir perubahan konstitusi akan memberikan Maduro kekuasaan yang lebih besar daripada sekarang.

REUTERS | AP | NBC NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Krisis Ekonomi Venezuela Membuat Geng-geng Kuasai Permukiman Ibu Kota

19 Juli 2021

Sebuah mobil yang dihancurkan oleh tank Pasukan Khusus (FAES) terlihat setelah konfrontasi bersenjata antara anggota geng kriminal El Koki dan pasukan polisi, di Caracas, Venezuela 12 Juli 2021.[REUTERS/Leonardo Fernandez Viloria]
Krisis Ekonomi Venezuela Membuat Geng-geng Kuasai Permukiman Ibu Kota

Krisis Venezuela membuat pemerintahan Presiden Nicolas Maduro kehilangan kontrol di daerah-daerah ibu kota ketika geng-geng bermunculan.


Derita PNS Venezuela Bertahan Hidup dengan Gaji di Bawah Rp 184 Ribu

17 Desember 2020

Guru pendidikan jasmani sekolah negeri, Victor Carrillo, membeli kebutuhan pokok di sebuah toko di Caracas, Venezuela, 19 November 2020.[REUTERS]
Derita PNS Venezuela Bertahan Hidup dengan Gaji di Bawah Rp 184 Ribu

PNS di kantor pajak mengaku hanya menerima gaji sekitar US$ 13 (Rp 184 ribu) per bulan ketika krisis Venezuela semakin mencekik kas negara.


Gaji Cuma Rp 184 Ribu Sebulan, PNS Venezuela Banyak yang Mangkir dan Mundur

17 Desember 2020

Pekerja kesehatan memprotes upah rendah di Caracas, Venezuela, 29 Oktober 2020. Gambar diambil 29 Oktober 2020. [REUTERS / Adriana Loureiro]
Gaji Cuma Rp 184 Ribu Sebulan, PNS Venezuela Banyak yang Mangkir dan Mundur

2,8 juta PNS Venezuela yang bertahan rata-rata hanya menerima upah US$ 13 (Rp 184 ribu) per bulan, kurang dari setengah gaji pegawai swasta


Acuhkan Ancaman Amerika, Iran Nekat Kirim Migas ke Venezuela

24 Mei 2020

Bendera Iran berkibar di kapal tanker minyak Iran Adrian Darya 1, sebelumnya bernama Grace 1, setelah Mahkamah Agung wilayah Inggris mencabut perintah penahanannya, di Selat Gibraltar, Spanyol, 18 Agustus 2019. [REUTERS / Jon Nazca]
Acuhkan Ancaman Amerika, Iran Nekat Kirim Migas ke Venezuela

Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengirimkan lima kapal tanker milik Iran untuk mengirimkan migas ke Venezuela yang tengah menghadapi krisis energi.


Diskon Black Friday Ringankan Kesusahan Warga Venezuela

30 November 2019

Mal-mal perbelanjaan dan pengecer di seluruh Venezuela mengiklankan diskon besar-besaran pada hari Jumat ketika pemerintah sosialis Presiden Nicolas Maduro berusaha untuk sementara waktu meringankan dampak krisis ekonomi negara itu terhadap warganya. [Manaure Quintero / Reuters]
Diskon Black Friday Ringankan Kesusahan Warga Venezuela

Rakyat Venezuela berbondong-bondong ke pusat-pusat perbelanjaan pada Jumat untuk mengambil keuntungan dari diskon Black Friday.


Bank Sentral Venezuela Laporkan Inflasi 130.000 Persen pada 2018

30 Mei 2019

Yaneidi Guzman (kiri) pergi berbelanja bahan makanan di Caracas, Venezuela, 19 Februari 2019. Poster bertuliskan paket kecil satu kilo beras, satu kilo pasta, satu kilo garam, satu kilo tepung dan setengah kilo mentega seharga 19.500 Bolivar (Rp 27.000). Sementara pendapatan Guzman dan suaminya kurang dari 30 dolar AS (Rp 420.000) per bulan. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Bank Sentral Venezuela Laporkan Inflasi 130.000 Persen pada 2018

Bank Sentral Venezuela untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir merilis laporan inflasi negara yang mencapai 130.060 persen pada 2018.


Kesulitan Keuangan, Dubes Venezuela untuk Italia Mundur

24 Mei 2019

Dubes Venezuela untuk Italia Isaas Rodriguez.[gazettereview.com]
Kesulitan Keuangan, Dubes Venezuela untuk Italia Mundur

Duta Besar Venezuela untuk Italia mundur dari posisinya karena krisis Venezuela dan sanksi AS telah membuatnya jatuh miskin.


Krisis Venezuela Seburuk Negara yang Dilanda Perang

18 Mei 2019

Di Danau Maracaibo, mantan pedagang dan buruh yang kehilangan pekerjaan mencuci plastik daur ulang yang telah mereka dapatkan. [Meridith Kohut/The New York Times]
Krisis Venezuela Seburuk Negara yang Dilanda Perang

Ekonom mengatakan jatuhnya Venezuela adalah keruntuhan ekonomi tunggal terbesar di luar perang dalam 45 tahun terakhir.


Akibat Pemadaman Listrik, Venezuela Rugi Rp 30 Triliun

4 April 2019

Dua orang wanita berpose dengan bercahayakan lilin ketika padam listrik di sebuah bar di Caracas, Venezuela, 29 Maret 2019. Venezuela kembali mengalami padam listrik setelah perisitiwa serupa terjadi dua pekan lalu. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Akibat Pemadaman Listrik, Venezuela Rugi Rp 30 Triliun

Venezuela diperkirakan rugi US$ 2,1 miliar atau sekitar 30 triliun akibat pemadaman listrik berkelanjutan selama bulan Maret.


Harga Kebutuhan Pokok Venezuela 4 Kali Lipat dari Gaji Minimum

4 Maret 2019

Harga keju di Venezuela [Carlos Garcia Rawlins / Reuters]
Harga Kebutuhan Pokok Venezuela 4 Kali Lipat dari Gaji Minimum

Akibat hiperinflasi, kebutuhan pokok warga Venezuela empat kali dari gaji minimum bulanan Venezuela.